Inocycle Technology (INOV) Bukukan Rugi Rp18,16 Miliar, Imbas Dolar Hantam Rupiah
PT Inocycle Technology Tbk (INOV) mencatatkan rugi bersih Rp18,16 miliar di tiga bulan pertama tahun 2024.
IDXChannel - PT Inocycle Technology Tbk (INOV) mencatatkan rugi bersih Rp18,16 miliar di tiga bulan pertama tahun 2024. Padahal, pada periode sama tahun lalu, perseroan membukukan laba Rp14,95 miliar.
Direktur INOV Victor Choi mengatakan, hal itu disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Perseroan mengalami rugi kurs karena mayoritas utangnya berdenominasi dalam dolar AS.
"Namun, jika mengeluarkan nilai rugi kurs tersebut dan menghitung secara murni operasional INOV, perseroan mencatat laba usaha sebesar Rp2,3 miliar pada periode ini," katanya dalam keterangan resminya yang dikutip pada Jumat (3/5/2024).
Di sisi lain, penjualan perseroan hingga Maret 2024 mencapai Rp151,6 miliar, naik 4,4% dari periode yang sama tahun 2023 lalu. Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh kinerja yang kuat dari produk Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), yang memberikan kontribusi sebesar 76% dari total penjualan.
“Angka tersebut menunjukkan kenaikan 20,1% dari tahun sebelumnya,” jelas dia.
Victor melanjutkan, hingga saat ini, perseroan terus mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksinya yang saat ini mencapai 40.000 ton per tahun. Hal itu guna memenuhi dan mengimbangi peningkatan permintaan akan bahan yang berkelanjutan.
Dia menambahkan, komitmen perseroan INOV untuk memperluas kemampuan daur ulangnya terlihat dari jejak operasionalnya, dengan fasilitas pencucian di Solo, Mojokerto, Medan, Makassar, dan Subang, serta pabrik re-PSF di Tangerang, Solo, Mojokerto, dan Medan.
Penambahan fasilitas pencucian di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 12.000 ton per tahun dan pabrik re-PSF dengan kapasitas produksi 7.200 ton per tahun turut mendorong kinerja perseroan.
“Fasilitas-fasilitas ini memungkinkan pengumpulan dan pengolahan bahan baku berupa sampah botol plastik PET yang dikumpulkan dari berbagai daerah secara terintegrasi,” ujar Victor.
Sebagai informasi, hasil produksi INOV banyak digunakan sebagai bahan mentah untuk berbagai produk yang sering ditemui sehari-hari. Serat non-woven yang dihasilkan adalah bahan baku manufaktur untuk berbagai industri seperti otomotif dan garmen.
Sementara Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) sebagai kontributor penjualan terbesar kuartal ini juga kerap digunakan untuk menghasilkan produk rumah tangga seperti bantal, selimut dan bed cover.
(YNA)