MARKET NEWS

Intip Gerak Empat Saham Bank Besar Jelang Libur Panjang

TIM RISET IDX CHANNEL 28/05/2025 14:42 WIB

Empat saham bank besar cenderung melemah pada perdagangan Rabu (28/5/2025), seiring fase konsolidasi jangka pendek menjelang libur bursa.

Intip Gerak Empat Saham Bank Besar Jelang Libur Panjang. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham bank besar cenderung melemah pada perdagangan Rabu (28/5/2025), seiring fase konsolidasi jangka pendek menjelang libur bursa dalam rangka peringatan Kenaikan Yesus Kristus pada 29-30 Mei 2025.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.33 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 0,23 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi 0,22 persen.

Sementara, bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), stagnan di Rp5.400 per unit.

Berbeda, saham bank swasta milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 0,53 persen ke level Rp9.500 per unit.

Masih Dijagokan

Setelah laporan keuangan kuartal I-2025 dirilis, perhatian investor kini tertuju pada prospek Net Interest Margin (NIM) perbankan, khususnya bank-bank BUMN yang mencatatkan pelemahan imbas dari kenaikan biaya dana (funding cost).

Dalam riset tertanggal 19 Mei 2025, CGS International mencatat, meskipun investor memahami pola musiman, mereka tetap mencari katalis positif yang dapat memperbaiki likuiditas simpanan mulai kuartal II-2025 hingga kuartal IV-2025.

Menurut CGS, potensi perbaikan bisa datang dari jatuh tempo Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam beberapa bulan ke depan, serta percepatan realisasi belanja pemerintah. Keduanya diperkirakan dapat membantu menekan biaya dana perbankan.

Namun demikian, kekhawatiran pasar tidak hanya terbatas pada NIM. Kualitas aset dan pertumbuhan kredit juga menjadi perhatian, terutama dengan latar belakang daya beli domestik yang melemah. Meski begitu, CGS percaya bank-bank masih dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk kedua indikator tersebut.

Di sisi lain, CGS memperkirakan perbankan cenderung membentuk cadangan (provisi) secara konservatif sepanjang tahun ini. Hal ini membuat kemungkinan biaya kredit (credit cost) lebih rendah dari proyeksi menjadi kecil, berbeda dari tren beberapa tahun sebelumnya.

CGS menilai, perbaikan NIM akan menjadi katalis penting untuk re-rating sektor perbankan dalam jangka pendek. Sementara itu, penguatan dan stabilisasi nilai tukar rupiah dapat mendorong masuknya arus dana asing tambahan ke pasar saham Indonesia.

Setelah laporan kinerja kuartal pertama yang cenderung lemah, konsensus Bloomberg dinilai telah memangkas asumsi proyeksi kinerjanya.

Meski begitu, CGS tetap mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perbankan. Potensi penurunan suku bunga lanjutan menjadi salah satu faktor yang diyakini dapat mendukung perbaikan NIM bank-bank ke depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE