Intip Gerak MDKA hingga HRTA saat Harga Emas Sentuh Level Tertinggi dalam 5 Pekan
Saham emiten produsen emas cenderung menghijau pada Rabu (23/7/2025) seiring logam mulia acuannya menyentuh level tertinggi dalam lima pekan.
IDXChannel – Saham emiten produsen emas cenderung menghijau pada Rabu (23/7/2025) seiring logam mulia acuannya menyentuh level tertinggi dalam lima pekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.08 WIB, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melesat 4,27 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mendaki 1,37 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) naik 0,8 persen.
Demikian pula, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terkerek 1,37 persen dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 0,68 persen.
Harga emas naik ke level tertinggi dalam lima pekan pada Selasa (22/7/2025), didorong oleh ketidakpastian perdagangan dan pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Sementara, investor terus mencermati tenggat waktu tarif baru dari Presiden AS Donald Trump pada 1 Agustus.
Harga emas spot naik 1,02 persen menjadi USD3.431,56 per troy ons, menyentuh level tertingginya sejak 16 Juni.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun turun ke posisi terendah dalam hampir dua pekan, menjadikan emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik.
“Ketidakpastian perdagangan memicu permintaan aset safe haven. AS sedang merundingkan beberapa kesepakatan dagang, dan ada rumor bahwa AS dan Uni Eropa kemungkinan tidak akan mencapai kesepakatan atau setidaknya masih sangat jauh,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, dikutip Reuters.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Selasa mengatakan akan bertemu dengan mitranya dari China pekan depan, mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan tenggat waktu tarif hingga 12 Agustus. Ia juga menyebut AS siap mengumumkan serangkaian kesepakatan dagang dengan negara lain.
Sementara itu, para diplomat Uni Eropa mengisyaratkan, blok tersebut tengah mempertimbangkan langkah-langkah balasan yang lebih luas terhadap AS, seiring semakin mengecilnya harapan tercapainya kesepakatan dagang.
“Emas kemungkinan tetap bullish. Level resistance kuat berada di sekitar USD3.420, sementara support ada di kisaran USD3.350,” kata Analis Komoditas Senior Reliance Securities, Jigar Trivedi.
Investor juga mulai bersiap menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) pekan depan. Meski bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga, pasar mulai mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga pada Oktober.
Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai saat ketidakpastian, juga cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Bessent juga mengatakan pada Selasa bahwa tidak ada alasan bagi Ketua The Fed Jerome Powell untuk segera mengundurkan diri, sehari setelah ia menyerukan adanya evaluasi terhadap institusi bank sentral tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman menegaskan pentingnya independensi bank sentral di tengah tekanan dari Trump agar biaya pinjaman diturunkan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.