MARKET NEWS

Intip Profil dan Sejarah Saham VIVA, Emiten Milik Grup Bakrie

Shifa Nurhaliza Putri 13/10/2022 11:53 WIB

Sejarah Saham VIVA (PT Visi Media Asia Tbk) perlu diamati sebelum Anda membeli saham perusahaan tersebut.

Intip Profil dan Sejarah Saham VIVA, Emiten Milik Grup Bakrie. (Foto: Sejarah Saham VIVA)

IDXChannel - Sejarah Saham VIVA (PT Visi Media Asia Tbk) perlu diamati sebelum Anda membeli saham perusahaan tersebut. PT Visi Media Asia Tbk Grup usaha Bakrie dengan induk perusahaan PT Bakrie Global Ventura (dahulu PT CMA Indonesia), sedangkan induk perusahaan terakhir adalah PT CMA Capital Indonesia.

Profil dan Sejarah Saham VIVA

Seperti diketahui, bidang kegiatan VIVA meliputi jasa konsultasi manajemen komersial dan bisnis. Kegiatan utama VIVA adalah bertindak sebagai anak perusahaan holding company yang bergerak di bidang media dan jasa. 

VIVA memiliki 2 stasiun televisi FTA dan portal berita online melalui anak perusahaannya, yaitu ANTV (PT Cakrawala Andalas Televisi, anak perusahaan Intermedia Capital Tbk), tvOne (PT Lativi Mediakarya), Viva and vivall (PT Viva Media Baru) dan Viva Plus (PT Digital Media Asia). VIVA memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Intermedia Capital Tbk (MDIA).

Pada tanggal 9 November 2011, VIVA menerima pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum (IPO) 1.667.000.000 saham Seri A VIVA dengan nilai nominal Rp100 dan harga penawaran Rp300, serta 1.000.200.000 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 November 2011. Setiap pemegang 1 Waran berhak membeli 1 saham VIVA Seri A dengan harga pelaksanaan Rp305 per saham. 

Laporan Keuangan VIVA

PT Visi Media Asia Tbk mencatatkan rugi bersih sebesar Rp106,4 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2021, turun 89,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp994,57 miliar. 

Informasi yang tersedia di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk triwulan III tahun 2021, tanpa audit pendapatan operasional naik 2,5% menjadi Rp1,323 triliun,  ditopang pendapatan iklan sebesar Rp1,309 triliun dan pendapatan iklan lainnya sebesar Rp13.362 juta.

Menariknya, biaya operasional dapat dikurangi sebesar 3,5% menjadi Rp1,291 triliun. Dengan demikian, perseroan  membukukan laba  Rp32,027 miliar dibandingkan kuartal III-2020 yang mencatat rugi usaha Rp49,419 miliar. Di sisi lain, aset perseroan meningkat 0,26% menjadi Rp8,607 triliun, didorong oleh kenaikan kewajiban sebesar 1,67% menjadi Rp8,5 triliun. (SNP)

SHARE