MARKET NEWS

Intip Prospek ADRO-AADI di Tengah Aksi Besar Spin Off dan PUPS

Fiki Ariyanti 07/12/2024 06:01 WIB

Intip prospek dua emiten milik Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, ADRO dan AADI di tengah aksi besar spin off dan PUPS.

Intip Prospek ADRO-AADI di Tengah Aksi Besar Spin Off dan PUPS (foto mnc media)

IDXChannel - Emiten milik Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melakukan diversifikasi dari ketergantungan batu bara termal dengan memisahkan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk atau AAI (AADI) yang merupakan penghasil utama pendapatan dan laba ADRO.

Dividen yang dibagikan ADRO sebesar Rp1.358 per saham (setara 37 persen yield) pada saat cum date di 26 November 2024. 

"Kami memperkirakan jumlah dividen ini dapat menutupi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan exercise PUPS AADI (di luar fee transaksi 0,18 persen)," kata Analis Panin Sekuritas, Rizal Rafly dalam risetnya, Jumat (6/12/2024).

Rasio pemesanan PUPS AADI setara dengan pemegang 100 saham ADRO berhak mendapatkan hak tebus 22,78 saham AADI. Harga IPO telah ditentukan sebesar Rp5.550 per saham, sedangkan untuk PUPS di 5.960 per saham. Periode exercise PUPS pada 6-10 Desember 2024.

Rizal mengatakan, dengan spin-off AADI, otomatis ADRO hanya berfokus pada Adaro Green dan ADMR.

"Kami menghitung implied market cap AADI dengan menggabungkan antara porsi market cap IPO dan PUPS, sehingga menghasilkan nilai Rp46,5 triliun, serta annualized net income AADI sebesar Rp27,3 triliun, sehingga menghasilkan implied PE sebesar 1,7x di 2024 relatif atraktif (peers: 4,9x)," tuturnya. 

Rizal telah melakukan perhitungan jika investor ADRO melakukan penebusan PUPS AADI dengan menggunakan hasil dividen yang diperoleh, serta asumsi jika investor menjual saham ADRO di harga rata-rata perdagangan Selasa kemarin di level Rp2.350.

"Maka investor akan mendapatkan return -5,8 persen sampai dengan +5,4 persen dengan asumsi bahwa harga AADI di -20 persen sampai 20 persen (maksimum ARB dan ARA di hari pertama)," ujar Rizal. 

"Namun, jika investor ADRO tidak melakukan penebusan PUPS, investor hanya mendapatkan return +1,1 persen dengan asumsi investor menjual saham ADRO pada Selasa di level yang sama (belum termasuk pajak dividen)," katanya.

Prospek ADRO Usai Divestasi AADI

ADRO akan menggunakan sebagian besar dana hasil spin-off untuk keperluan ekspansi pada energi hijau melalui Adaro Green. Sedangkan dana IPO AADI 40 persen digunakan untuk pinjaman ke anak usaha MBP untuk investasi dan kegiatan korporasi, sedangkan 60 persen untuk pembayaran sebagian utang (USD140 juta).

Rizal memperkirakan ADRO berpotensi mengalami penurunan pendapatan pada 2024 sebesar sekitar -91 persen YoY setelah melakukan spin-off yang disebabkan karena kehilangan bisnis utamanya, yaitu penjualan batu bara thermal. 

"Di sisi lain, laba bersih ADRO juga berpotensi turun skeitar -86% YoY, di mana penurunan laba bersih yang lebih kecil dibandingkan pendapatan kami estimasikan karena terdapat pengurangan dari beban pajak penghasilan," tuturnya. 

ADRO sedang mengembangkan PLTA terbesar di Indonesia di Kalimantan Utara, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 1.375 MW. Pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 9 TWh setiap tahunnya, dijadwalkan selesai pada 2030, yang direncanakan untuk menyuplai listrik di kawasan Kaltara Industrial Park, dengan capex sekitar USD5 miliar. 

Proyek IPP tenaga angin di Kalimantan Selatan juga sedang berjalan dengan kapasitas 70 MW. Proyek ini akan mencakup BESS sebesar 10 MWh dan diharapkan dimulai pada 2025. 

Selain itu, perseroan juga memiliki proyek smelter aluminium, di mana fase 1 dengan kapasitas 500 ribu ton diperkirakan mulai beroperasi pada akhir 2025. Capex direncanakan sebesar USD1,5 miliar untuk fase ini.

"Kami menilai proyek smelter aluminium ini cukup strategis karena terletak di Kaltara Industrial Park," ujarnya. 

ADRO memanfaatkan spin-off AADI sebagai langkah strategis untuk bertransformasi dari bisnis berbasis batu bara thermal ke energi hijau, meski akan berdampak pada penurunan pendapatan sekitar -91 persen YoY pada 2024. 

"Valuasi AADI yang menarik dengan PE lebih rendah dibandingkan peers memberikan daya tarik bagi investor," kata Rizal.

Hasil dari spin-off ini akan mendanai proyek-proyek energi hijau seperti PLTA di Kalimantan Utara, IPP tenaga angin, dan smelter aluminium, yang mendukung fokus ADRO pada keberlanjutan dan diversifikasi bisnis jangka panjang. 

"Meskipun rasio PE ADRO diproyeksikan melonjak usai spin-off, strategi ini diharapkan menempatkan ADRO pada posisi yang kuat di industri energi terbarukan di masa depan," ujar Rizal.
 
(Fiki Ariyanti)

SHARE