Intip Strategi Berburu Cuan di Saham CBDK, DGWG, dan OBAT
CBDK, DGWG, dan OBAT resmi listing perdana hari ini (13/1/2025). Intip strategi berburu cuan pada saham-saham tersebut.
IDXChannel - Awal pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) diramaikan dengan kehadiran tiga emiten baru. Ketiganya , yaitu PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT).
Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham, Raden Bagus Bima mengatakan, DGWG bergerak di bidang usaha perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia. Sedangkan CBDK merupakan anak usaha PIK 2 (PANI) yang bergerak di bidang properti, dan OBAT bergerak di bidang herbal serta kosmetik.
Kedatangan saham-saham IPO ini menjadi penyemangat baru bagi investor di awal tahun ini. Mayoritas dana IPO dari tiga emiten ini rencananya difokuskan untuk modal kerja.
Bima mengatakan, bagi para investor yang ingin menyerok saham CBDK, DGWG, dan OBAT perlu menggunakan strategi agar tetap cuan.
Menurutnya, strategi jangka pendek menjadi langkah tepat, mengingat masih minimnya data yang bisa dipelajari dari tiga emiten yang baru saja IPO itu.
Dia menyarankan, strategi ini dipakai terutama untuk membeli saham OBAT dan DGWG.
"Sebagaimana kita tahu emiten IPO ini masih minim data yang bisa kita pelajari. Saya sarankan investor untuk menerapkan strategi jangka pendek untuk ketiga saham ini, terutama untuk OBAT dan DGWG," kata Bima, Senin (13/1/2025).
"Jadi saya sangat menyarankan untuk trading dengan tempo yang cepat terlebih dahulu. Terutama untuk hari ini. Jadi saya sarankan untuk pembelian jangka waktu pendek dulu," ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, pada pembukaan perdagangan, Senin (13/1), saham CBDK memimpin penguatan usai mencetak batas auto reject atas (ARA) naik 25 persen ke Rp5.075.
Hingga pukul 09.15 WIB, jumlah antrean beli (bid) di saham anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) itu mencapai 2 juta lot. Dalam IPO ini, CBDK melepas 5,67 juta lot saham ke publik.
Sementara dua saham lainnya, DGWG dan OBAT juga menghijau meski tak sampai menyentuh ARA.
(Fiki Ariyanti)