MARKET NEWS

Investasi Rp39 Miliar, Surya Biru (SBMA) Tingkatkan Produksi Lima Kali Lipat

Taufan Sukma/IDX Channel 03/07/2023 10:12 WIB

Pengoperasian fasilitas baru tersebut diklaim dapat meningkatkan produksi oksigen dan nitrogen hingga 50 ton per hari.

Investasi Rp39 Miliar, Surya Biru (SBMA) Tingkatkan Produksi Lima Kali Lipat (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) telah mengoperasikan unit Air Separation Plant (ASP) barunya di area pabriknya di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pengoperasian fasilitas baru tersebut diklaim dapat meningkatkan produksi oksigen dan nitrogen hingga 50 ton per hari, atau lima kali lipat dibanding kapasitas produksi sebelumnya.

"Dengan adanya alat baru, pabrik ini ditargetkan terjadi peningkatan produksi oksigen dan nitrogen hingga lima kali lipat setelah pasca-commercial start up ASP sejak 7 Juni lalu," ujar Direktur Operasional SBMA, Iwan Sanyoto, dalam keterangan resminya, Senin (3/7/2023).

Sebelumnya, produsen gas industri tersebut baru saja menambah fasilitas ASP yang dimilikinya dengan nilai investasi sebesar Rp39 miliar.

Dari kebutuhan investasi tersebut, sebesar Rp18 miliar diantaranya dibiayai dari dana hasil penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) yang telah dilakukan perusahaan.

Menurut Iwan, pihaknya telah memilih fokus pada peningkatan produksi nitrogen dan oksigen ke depan.

Hal ini sejalan dengan permintaan pasar yang diyakini terus meningkat, di mana saat ini SBMA telah memproduksi asetilen, argon, karbondioksida (CO2), nitrogen, hingga oksigen.

"Karena semakin banyak potensi pasar, kami melihat potensi peningkatan permintaan untuk produk nitrogen dan oksigen kami. Kapasitas produksi dan peningkatan efisiensi merupakan faktor penting dalam memenuhi permintaan ini," tutur Iwan.

Iwan menjelaskan, pihaknya berharap kelebihan produksi perseroan mampu mengantisipasi peningkatan permintaan dari berbagai sektor industri, termasuk pertambangan, petrokimia, dan minyak dan gas, yang sering membutuhkan oksigen dan asetilen.

"Yang paling menggembirakan bagi para investor, adalah pabrik ini beroperasi dengan efisiensi sekitar 60 persen lebih tinggi daripada pabrik sebelumnya, sehingga memberikan margin keuntungan (yang besar) bagi kami," ungkap Iwan.

Mengenai kemungkinan perluasan pasar ke wilayah ibu kota negara (IKN), Iwan menjelaskan perseroan dapat menyediakan produk gas di IKN seiring permintaan gas yang tentunya akan tinggi, termasuk sebagai salah satu pemasok utama bagi proyek konstruksi di kilang PT Pertamina (Persero).

"IKN jelas ya kan otomatis mereka juga banyak kebutuhan gas dan kita menjadi salah satu pemasok utama lah untuk project di kilang. Nanti, memakai produk nitrogen untuk untuk nyuci (purging) pipa sebelum diisi minyak. Minyak kan mudah terbakar itu harus di cuci dulu, itu kita bisa menyiapkan produknya," papar Iwan.

Pada triwulan I-2023 lalu, SBMA tercatat berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp26,5 miliar.

Capaian tersebut meningkat 7,67 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan sebesar Rp24,61 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan gas jenis asetilen memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp7,98 miliar, diikuti argon sebesar Rp5,37 miliar, oksigen sebesar Rp4,82 miliar, dan karbon dioksida sebesar Rp2,05 miliar.

Kemudian, nitrogen sebesar Rp1,17 miliar dan gas lainnya sebesar Rp5,08 miliar, yang mana lain-lain merupakan tabung, helium, inergen, gas elpiji dan standard mixture gas. (TSA)

SHARE