Investor, Catat 5 Daftar Saham Blue Chip Syariah Terbaik 2022
Seiring kembali pulih perekonomian, daftar saham blue chip syariah terbaik 2022 pun menjadi incaran para investor saat ini.
IDXChannel – Seiring kembali pulih perekonomian, daftar saham blue chip syariah terbaik 2022 pun menjadi incaran para investor saat ini. Dalam beberapa tahun kebelakang ini, investasi saham syariah terus berkembang di Indonesia.
Alasannya tentu saja karena penduduk muslim Indonesia terbesar di dunia dan didominasi oleh generasi muda yang lebih mahir dalam instrumen keuangan. Namun, banyak dari investor muda ini masih baru di dunia investasi. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk cerdas dalam memilih emiten yang menguntungkan.
Emiten yang direkomendasikan secara regular adalah Emiten yang termasuk dalam portofolio blue chip atau dalam konteks pasar modal Indonesia termasuk dalam indeks LQ45.
Daftar Saham Blue Chip Syariah Terbaik 2022
1. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Saham blue chip syariah terbaik pertama adalah emiten telekomunikasi publik PT Telkom Indonesia. Perusahaan ini memenuhi syarat sebagai perusahaan syariah terbaik karena beberapa alasan, yaitu:
- Masuk daftar konstituen indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (JII) terbaru.
- Memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar 408 triliun.
- Pada kuartal ketiga tahun 2021 mencatatkan pendapatan dan keuntungan masing-masing sebesar Rp106 triliun dan Rp25,7 triliun. Pendapatan dan laba ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.
2. PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Peringkat kedua adalah saham fast moving consumer goods (FMCG) milik kelompok Salim ICBP. Produsen Indomie, Bogasari Growers and Friends mencatatkan pendapatan Rp42,6 triliun dan laba Rp6,2 triliun pada kuartal III 2021.
Salah satu penyebabnya bisa jadi karena peningkatan konsumsi mi instan di masa pandemi. Diketahui bahwa Indomie masih menjadi perusahaan terkemuka di pasar mie instan di Indonesia. Menurut Tempo, konsumsi Indomie pada kuartal II 2021 meningkat 30,5% dibandingkan kuartal sebelumnya.
3. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Setelah perusahaan telekomunikasi dan FMCG, peringkat ketiga adalah perusahaan energi publik, yakni PT Perusahaan Gas Negara atau PGAS. Di masa pandemi Covid-19, bisnis ini diperkirakan akan diuntungkan dari tingginya permintaan oksigen medis. Maka tak heran jika pada kuartal III 2021, PGAS bisa membukukan laba hingga Rp4 triliun.
Namun, ini tidak berarti bahwa perusahaan akan terus bergantung pada oksigen medis. Dengan membaiknya perekonomian dan kesehatan masyarakat, manajemen PGN berharap permintaan gas dari sektor lain meningkat, sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap oksigen medis.
4. PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA)
Gelar senior keempat syariah adalah perusahaan peternakan yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia. Jika Anda belum mengenal perusahaan yang satu ini, Japfa merupakan perusahaan yang memproduksi pakan ternak dan aneka produk peternakan. Salah satu produk perusahaan yang paling populer adalah sosis atau nugget bermerek So Good.
Pada September 2021, JPFA mencatat laba sebesar Rp1,6 triliun dengan total pendapatan Rp32,8 triliun. Per 6 Januari 2022, saham Japfa dijual seharga 1.740/saham dan sepanjang tahun 2021 harga saham ini diperkirakan cukup stabil.
5. PT Adaro Energy (ADRO)
ADRO (PT Adaro Energy) merupakan perusahaan pertambangan batubara yang telah beroperasi di Kalimantan sejak tahun 70-an. Selama paruh pertama tahun 2021, saham perusahaan pertambangan ini hanya berkinerja baik pada paruh kedua tahun lalu, harga saham Adaro mulai melambung. Kini, saham perusahaan bahan bakar fosil ini dijual dengan harga Rp2.300 per saham.
Dari segi keuangan, Adaro juga berkinerja baik. Setelah menderita kerugian hingga USD88.000 pada September 2020, perusahaan tersebut kini untung. Pada September 2021, laba PT Adaro Energy adalah USD51.000, atau sekitar Rp745 miliar. Naiknya harga batubara global menjadi salah satu alasan mengapa pendapatan, pendapatan, dan harga saham Adaro dikatakan meningkat. Diperkirakan tren kenaikan harga batu bara akan berlanjut pada 2022. (SNP)