MARKET NEWS

Investor Khawatir Ancaman Resesi, Wall Street Dibuka Turun

Dinar Fitra Maghiszha 07/12/2022 22:07 WIB

Wall Street dibuka turun pada Rabu (7/12/2022),  efek pengaruh kebangkitan ancaman resesi.

Investor Khawatir Ancaman Resesi, Wall Street Dibuka Turun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka turun pada Rabu (7/12/2022),  efek pengaruh kebangkitan ancaman resesi. Sejumlah raksasa keuangan Amerika Serikat menggaungkan kembali isu perlambatan ekonomi, sebagai tantangan makro ekonomi yang dapat berdampak terhadap sendi kehidupan masyarakat negeri Paman Sam.

Dow Jones Industrial Average turun 0,16 persen menjadi 33.542,35, S&P 500 merosot 0,22 persen di 3.932,46, sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,41 persen di level 10.969,40.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh SolarEdge Technologies Inc menguat 6,52 persen, Campbell Soup menanjak 4,06 persen, dan Enphase melejit 2,17 persen, sedangkan top losers diduduki oleh M&T Bank turun 8,05 persen, Brown Forman merosot 4,17 persen, dan Welltower tertekan 3,56 persen

Sejumlah pejabat eksekutif dari perusahaan keuangan AS seperti Goldman Sachs Group Inc (GS.N), JPMorgan Chase & Co (JPM.N) dan Bank of America Corp (BAC.N) mengatakan bahwa inflasi akan mengikis daya beli konsumen, sementara resesi yang ringan berpotensi terjadi ke depan.

Kekhawatiran atas resesi yang dipicu kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve AS sebelumnya telah menekan indeks S&P 500 (SPX) selama empat sesi berturut-turut.

"Ekspektasi (atas resesi) mulai terurai sedikit karena pasar menyadari bahwa The Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga mereka pada tingkat yang lebih tinggi lebih lama dari yang diharapkan dan ini membawa tekanan terhadap pasar," kata Jason Pride, seorang analis Glenmede di Philadelphia, dilansir Reuters, Rabu (7/12/2022).

Sementara itu, indeks volatilitas CBOE juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, naik ke level tertingginya dalam dua minggu terakhir. Ini menandai ada kecemasan di kalangan pelaku pasar modal..

Investor melihat peluang sebesar 91 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan utamanya sebesar 50 basis poin pada bulan Desember, sebagaimana tersaji dalam indikator Fedwatch.

Ke depan pasar akan menantikan sejumlah data makro seperti indeks harga produsen dan survei sentimen konsumen dari Universitas Michigan pada pekan ini. Sedangkan The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunganya pada 14 Desember 2022. (RRD)

SHARE