MARKET NEWS

Investor Pasti Suka, Cek Kinerja 6 Saham Bank Second Liner di 2023

Shifa Nurhaliza Putri 09/11/2023 08:29 WIB

Mencermati kinerja saham bank second liner bisa menjadi informasi yang menarik dan menjadi pilihan untuk investasi.

Investor Pasti Suka, Cek Kinerja 6 Saham Bank Second Liner di 2023. (Foto: Kinerja 6 Saham Bank Second Liner)

IDXChannel – Mencermati kinerja saham bank second liner bisa menjadi informasi yang menarik dan menjadi pilihan untuk investasi. Saham sekunder atau saham second liner merupakan saham perusahaan yang kapitalisasi pasarnya lebih rendah dibandingkan perusahaan blue chip. Meski demikian, bukan berarti saham-saham lapis kedua kalah dengan saham-saham blue-chip.

Saham lapis kedua ini mempunyai kapitalisasi pasar yang ditentukan dengan mengalikan harga dengan jumlah saham yang beredar. Artinya, saham suatu perusahaan dapat dianggap sebagai saham second liner jika perusahaan tersebut hanya menjual sejumlah kecil sahamnya.

Selain itu, saham-saham lapis kedua bisa masuk dalam jajaran saham blue chip jika harganya naik dan melampaui harga saham-saham blue chip sebelumnya. Sementara itu, sejumlah saham lapis kedua atau second liner di sektor perbankan antara lain PT Bank BTNP Syariah (BTPS), PT Bank Tabungan Negara (BBTN), dan PT Bank Syariah Indonesia (BRIS).

Kinerja Saham Bank Second Liner 2023

Lalu bagaimana kinerja saham bank second liner menuju akhir 2023 ini?

1. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)
Bank Pembangunan Daerah PT Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,09 triliun pada kuartal III 2023. Realisasi laba ini turun 9,02% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun.

Sementara itu, Bank Jatim mencatatkan peningkatan pendapatan bunga sebesar 3,8% year-on-year menjadi Rp5,27 triliun pada kuartal III 2023. Namun beban bunga bank meningkat 19,67% menjadi Rp1,7 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (NII) bank penerbit kode BJTM ini turun 2,37% year-on-year menjadi Rp3,57 triliun hingga September 2023.

Aset perbankan juga meningkat sebesar 8,69% year-on-year menjadi Rp107,03 triliun pada kuartal III 2023. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) bruto meningkat dari 3,72% pada September 2022 menjadi 2,74% pada September 2023. Namun, kredit macet bersih meningkat dari 0,99% menjadi 1,21%.

2. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB pada September 2023 meraih laba hingga Rp1,7 triliun. Hingga 30 September 2023, kinerja kredit dan keuangan Bank bjb meningkat 10,2% atau setara Rp124,9 triliun.

Dalam rangka peningkatan kredit, bank bjb juga berhasil menjaga non-performing loan (NPL) sebesar 1,26% dengan coverage rasio sebesar 114,7%. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) Bank bjb mencapai Rp130,9 triliun. Pada indeks aset meningkat 5,3% year-on-year menjadi Rp179,3 triliun.

3. PT Bank Jago Tbk (ARTO
Bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp50,29 miliar pada kuartal III 2023, meningkat year-on-year sebesar 23,95% (year-on-year).
Peningkatan kinerja keuangan tidak terlepas dari peningkatan kinerja keuangan. Pendapatan bunga bersih dan syariah ARTO tercatat sebesar Rp1,2 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 22,99% year-on-year.

Sedangkan beban bunga meningkat menjadi Rp210,80 miliar dari sebelumnya Rp96,04 miliar atau meningkat 119,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Begitu pula dengan beban syariah kali ini meningkat menjadi Rp16,59 miliar atau meningkat 242,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bank Jago juga mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp10,9 triliun, tumbuh year-on-year sebesar 33%, dengan rasio non-performing loan (NPL) bruto sebesar 1,2%. Sedangkan total aset Bank Jago mencapai Rp19,12 triliun, naik 12,74% year-on-year pada kuartal III 2023.

4. PT Bank BTNP Syariah (BTPS)
Bank BTPN Syariah mencatatkan laba bersih Rp 1,004 triliun pada kuartal III 2023. Chief Financial Officer BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan banknya juga mencatatkan return on aset (RoA) sebesar 7,8% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 49.7% atau lebih dari rata-rata sektor dan regulasi perbankan syariah.

Pendapatan BTPN Syariah meningkat 8,86% year-on-year menjadi Rp4,30 triliun. Pendapatan ini meningkat secara year-on-year sebesar Rp3,95 triliun.

Peningkatan pendapatan ini seiring dengan pertumbuhan pembiayaan pada kuartal III 2023. BTPN mencatat total pendanaan yang disalurkan meningkat 3,55% y-o-y menjadi Rp11,94 triliun dari Rp11,53 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Total aset BTPS mencapai Rp21,97 triliun pada kuartal III 2033, naik 3,83% year-to-date dibandingkan Rp21,16 triliun pada periode yang berakhir Desember 2022.

5. PT Bank Tabungan negara (BBTN)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) meraih alokasi kredit dan pembiayaan sebesar Rp308 triliun pada semester I 2023.

Angka ini tumbuh sebesar 7,52% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp286,15 triliun. Pada semester I-2023, laba bersih Bank BTN juga mengalami pertumbuhan signifikan yakni mencapai sekitar Rp1,5 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,471 triliun.

Selain itu, total aset Bank BTN hingga akhir Juni 2023 juga meningkat menjadi Rp400,54 triliun dibandingkan Rp381,74 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

6. PT Bank Syariah Indonesia (BRIS)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mempertahankan kinerja kuat hingga kuartal II-2023. Dengan strategi bisnis BRIS, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, naik 32,41% menjadi Rp2,82 triliun.

Salah satu pendorong keberhasilan tersebut adalah pertumbuhan pembiayaan berkualitas dan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh aktif. Hingga Juni 2023, BSI telah mengalokasikan pembiayaan sebesar Rp221,90 triliun, tumbuh year-on-year sebesar 16,00% terutama pada segmen ritel sebesar Rp158,38 triliun.

Sementara  dari sisi penggalangan dana, pada triwulan II 2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp252,52 triliun, terutama produk tabungan menyumbang Rp110,93 triliun. Berkat itu, proporsi CASA BSI terus membaik yang didominasi oleh dana murah sebesar 59,93%.
 
Portofolio keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp52,6 triliun atau menyumbang 23,77% dari total pendanaan BSI, meningkat 4,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (SNP)

SHARE