MARKET NEWS

IPO di Wall Street, Saham Emiten Perusahaan Medis China Melesat 29 Persen 

Tim IDXChannel 18/02/2022 18:01 WIB

Perusahaan China Meihua resmi melantai di Wall Street dan mencatatkan kenaikan 29% dalam perdagangan perdana.

IPO di Wall Street, Saham Emiten Perusahaan Medis China Melesat 29 Persen  (Dok.MNC )

IDXChannel - Meihua adalah sebuah perusahaan medis China pertama yang terdaftar di bursa Amerika Serikat sejak Juli tahun lalu, yang sahamnya melonjak hingga 29% perdagangan pertamanya di Wall Street New York. 

Meihua menunjukkan kepada investor asing untuk Initial Public Offering (IPO) dari emiten perusahaan China yang dicatat oleh Didi Chuxing senilai USD4,4 miliar di AS. 

"Meihua memiliki kekuatan dan bisnisnya telah diuntungkan dari pandemi Covid-19," kata Tom Chan Pak-lam, ketua Institut Dealer Sekuritas Hong Kong, badan industri pialang di Kota. 

"Ini adalah suatu terobosan, akan tetapi China non-medis lainnya mungkin masih berjuang untuk mendaftar di AS. Perusahaan China yang ingin mendaftar disana masih harus menghadapi kebijakan peraturan Beijing yang keras dan prasyarat pengungkapan regulator Amerika," lanjutnya. 

Meihua menjalankan IPO untuk mengumpulkan USD36 juta dari penjualannya 3,6 juta saham yang masing-masing harganya USD10. Yang pada rencana awalnya menghimpun dana sekitar USD57,5 juta dari penjualan 5 juta lembar saham dengan harga kisaran USD9 hingga USD11. 

Didi mengatakan pada bulan Desember lalu, mereka akan delisting dari AS dan bersiap untuk listing di Hong Kong. Sekitar 200 perusahaan di China yang terdaftar di AS mempertimbangkan untuk keluar karena berada dibawah pengawasan ketat AS, serta dugaan hubungan antara militer China dan sanksi AS di Xinjiang.  

Keberhasilan Meihua dapat menginspirasi orang lain. Meihua pun menargetkan sekitar USD31,6 juta dari IPO-nya, kemudian untuk penyediaan smart parking system Yi Po Internasional Holdings berencana untuk mengumpulkan USD27. 

Menurut data dari Refintiv, sembilan perusahaan yang menyelesaikan IPO mereka di Nasdaq pada Januari terkumpul hanya USD1,8 miliar, sehingga turun 86% dari USD13 miliar pada tahun sebelumnya.

(IND/Shaffiyah Salsa) 

SHARE