MARKET NEWS

IPO Pupuk Kaltim Belum Terealisasi, Ini Penyebabnya

Suparjo Ramalan 28/09/2023 17:00 WIB

IPO Pupuk Kaltim di Bursa Efek Indonesia (BEI) tak kunjung terealisasi. Padahal, awalnya ditargetkan berjalan pada di kuartal I/2023.

IPO Pupuk Kaltim Belum Terealisasi, Ini Penyebabnya. (MNC Media)

IDXChannel - Pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tak kunjung terealisasi. Padahal, awalnya ditargetkan berjalan pada di kuartal I/2023.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, mengatakan IPO perlu dilakukan untuk meningkatkan unlock value atau nilai tambah perusahaan. Namun,  pihaknya perlu melihat beberapa parameter utama sebelum unit bisnisnya melantai di pasar modal.

Salah satunya parameter yang perlu disiapkan PKT atau Pupuk Kaltim adalah kinerja operasional dan keuangan. "Nah ini tugas manajemen, maka kita tugaskan Pupuk Kaltim untuk terus menjaga kinerjanya, nah itu penting," ujar Rahmad saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (28/9/2023).

Tak hanya itu, kondisi pasar modal dan faktor eksternal lain juga menjadi pertimbangan mendasar. Terkait kondisi ini, Rahmad menyebut Pupuk Indonesia tengah melakukan evaluasi pasar, sehingga pada saat PKT mencatatkan saham perdananya akan didukung oleh pasar.

"Kedua, tentu adanya faktor pasar, nah ini yang kita terus mengikuti timing-nya, pas apa tidak? Ini sedang kita evaluasi," ujarnya.

Di lain sisi, transformasi besar-besaran yang dilakukan Pupuk Indonesia selaku holding. Aksi pembaharuan ini merupakan aspirasi pemegang saham kepada perseroan.

Rahmad mengatakan nantinya Pupuk Indonesia tak hanya menjadi perusahaan fertilizer, namun juga bertransformasi sebagai company chemical bertaraf global. Sehingga rencana IPO Pupuk Kaltim pun harus mendorong misi holding.

"Nanti kita akan lihat bagaimana IPO ini akan bisa men-support transformasi besar pupuk Indonesia yang akan menjadi chemical company, dan Insya Allah dengan begitu kita bisa menuju global company," kata dia.

Dengan transformasi itu, dia berharap perusahaan bisa mengantongi pertumbuhan pendapatan lebih dari 90 persen. “Dari fertilizer kita akan bergeser sedikit menjadi perusahaan petrochemical company, di mana kita tidak hanya memproduksi fertilizer, tapi juga chemical yang lain, karena ini penting di Indonesia," pungkasnya.

(FRI)

SHARE