MARKET NEWS

IPO Sebagai Efek Syariah, Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Raup Rp493 Miliar

Anggie Ariesta 25/11/2021 09:22 WIB

Perseroan secara resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 November 2021 dengan kode saham DEPO.

Perseroan secara resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 November 2021 dengan kode saham DEPO. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk, perusahaan pelopor Supermarket Bahan Bangunan pertama di Indonesia dengan nama gerai "Depo Bangunan", sudah dinyatakan efektif untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Perseroan secara resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 November 2021 dengan kode saham DEPO.

Direktur Utama Depo Bangunan Kambiyanto Kettin mengatakan, Perseroan mengucapkan terima kasih atas dukungan regulator dan pihak penjamin serta seluruh pihak yang turut melancarkan proses ini, sehingga dapat mengawal Depo Bangunan menuju IPO.

"Kami berharap kehadiran Depo Bangunan nantinya di pasar modal akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada stakeholders dan shareholders melalui transformasi bisnis yang kami lakukan," kata Kambiyanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Kambiyanto menjelaskan dengan perolehan pernyataan efektif ini, OJK menetapkan saham DEPO sebagai Efek Syariah. Berdasarkan ketentuan regulator pasar modal, yang masuk efek syariah adalah saham dari perusahaan yang produk, jenis bisnis, jasa, dan akad beserta pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jenis kegiatan bisnis perusahaan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah seperti riba, judi, dan lainnya.

Depo Bangunan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam proses IPO ini. Berdasarkan prospektus, Depo Bangunan menawarkan harga saham IPO DEPO di Rp 482 per saham.

Dengan demikian dana yang akan terkumpul adalah sebesar Rp 493,57 miliar dari pelepasan 1,024 juta lembar saham atau 15,08 % dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Corporate Secretary Depo Bangunan, Erwan Irawan mengungkapkan dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha antara lain dengan menambah gerai ritel di sejumlah daerah potensial, menambah produk house brand dan mengembangkan online channel.

"Depo Bangunan menargetkan membuka 3 (tiga) gerai baru dengan standar ukuran luas kurang lebih 4.000m2 setiap tahunnya" ujar Erwan.

Tentunya strategi ekspansi ini, harus memperhatikan perkembangan kondisi pandemik beserta mitigasi risiko untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Berdasarkan prospektus, penggunaan dana hasil IPO DEPO akan digunakan yakni sekitar 18% untuk belanja modal perseroan, baik pembukaan gerai baru maupun renovasi gerai-gerai Depo Bangunan yang ada saat ini dan dimasa mendatang.

Perseroan berencana untuk memperluas jaringan gerainya ke seluruh Indonesia. Sekitar 8% akan digunakan untuk melunasi pinjaman rekening Koran perseroan kepada Bank. Sekitar 41% digunakan sebagai investasi pada entitas anak, dimana dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jaringan gerai ke kota-kota di Indonesia bagian Timur, pengembangan bisnis, modal kerja dan pengembangan IT dan SDM.

Kemudian yang terakhir sekitar 33% digunakan untuk meningkatkan modal kerja yang mendukung operasional perseroan antara lain dalam pengembangan bisnis berupa ekspansi portofolio produk, pengembangan sistem IT, pembayaran hutang dagang dan biaya operasional.

Erwan mengungkapkan Depo Bangunan secara fundamental, menunjukkan performa positif dan daya tahan yang baik selama pandemi, sepanjang 2020, laba bersih tahun berjalan tercatat mengalami kenaikan sebesar 14%. Per Juni 2021, laba bersih tahun berjalan tercatat Rp 47,14 miliar dengan total penjualan bersih Rp 1.167,42 miliar.

Direktur PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi menjelaskan tahapan dari rencana IPO Depo Bangunan terus berlanjut dan telah memperoleh pernyataan efektif dengan target listing pada tanggal 25 November 2021.

"Kami optimis, saham DEPO akan sangat menarik untuk investor selain fundamental yang bagus dan berkesinambungan, status Perusahaan yang sedang dalam mode ekspansi, serta prospek pengembangan bisnis juga terbuka lebar untuk menjadi supermarket bahan bangunan yang lengkap dan tersebar di kota-kota/kabupaten di seluruh Indonesia," ujar Wibowo.

Dengan diterbitkannya pernyataan efektif tersebut, DEPO menggelar penawaran umum perdana dari tanggal 18 November sampai dengan 23 November 2021, penjatahan tanggal 23 November 2021, distribusi pada 24 November 2021, selanjutnya, listing day DEPO di Bursa Efek Indonesia akan dilaksanakan pada 25 November 2021.

Wibowo juga menambahkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap IPO DEPO terlihat sangat tinggi, yang ditunjukkan oleh hasil yang mencapai kelebihan pemesanan hingga 14,73x dari porsi pooling yang ditawarkan. Hal ini adalah wajar mengingat sektor DEPO yang berada di sektor ritel saat ini merupakan sektor yang diminati oleh investor, baik dalam maupun luar negeri.

"Prospek atas perusahaan ini juga sangat bagus terlihat dari laba bersih yg konsisten naik dan juga kami melihat bisnis yang dijalankan Perseroan resilience saat masa pandemik ini serta antusias masyarakat yg sangat tinggi saat bookbuilding dilakukan. Dengan pemaparan diatas, hal tersebut yang membuat yakin kami untuk menjadi Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada IPO kali ini" ujar Wibowo.

Per Desember 2020, total 600.000 member tercatat. Di mana terdapat lebih dari 60% member yang melakukan transaksi aktif. Saat ini, Depo Bangunan telah menghadirkan lebih dari 97.000 produk pilihan atau SKU yang tersedia di gerai Depo Bangunan seluruh Indonesia. Dengan kira-kira 1.500 brand terkemuka di industri bahan bangunan. (TIA)

SHARE