Iran Bakal Lepas Pasokan, Harga Minyak Mentah Kembali Turun
Harga minyak mentah kembali mengalami penurunan pada perdagangan Jumat siang ke level USD92,60 per barel, menyusul kabar Iran yang bakal melepas produksinya.
IDXChannel - Harga minyak mentah kembali mengalami penurunan pada perdagangan Jumat siang (18/2/2022) ke level USD92,60 per barel, menyusul kabar Iran yang bakal melepas produksi minyak 1 juta barel per hari ke pasar.
Berdasarkan pantauan di bursa berjangka, harga minyak Brent turun -0,40 persen di USD92,60 per barel, memperpanjang penurunan -1,9 persen dari sesi sebelumnya. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok -0,62 persen di USD91,19 per barel, setelah meluncur 2 persen pada sesi sebelumnya.
Kedua kontrak acuan tersebut berada di trend bearish-nya dalam sepekan terakhir, yang dipicu kekhawatiran pasar atas kemungkinan tambahan pasokan dari Iran menyusul perundingan nuklir yang belakangan ini dibahas.
Selain itu, pasar juga masih mencermati prospek dampak yang mengganggu persediaan di tengah panasnya ketegangan Rusia dan Ukraina.
Seperti diketahui, sejumlah diplomat mengatakan bahwa rancangan perundingan nuklir Iran 2015 dapat mengarah pada pemberian keringanan sanksi atas produksi minyak negara itu. Apabila keran pasokan dibuka, maka kemungkinan akan melepas sekitar 1 juta barel minyak per hari ke pasar, meskipun belum jelas waktunya.
"Tekanan terhadap minyak mentah dari prospek kesepakatan nuklir kemungkinan masih akan berlanjut, kecuali para pihak mengakhiri pembicaraan yang kabarnya masih menemui jalan buntu," kata Analisis pasar minyak Vanda Insights, Vandana Hari, dalam catatannya, dilansir Reuters, Jumat (18/2/2022).
Namun, analis lain memperkirakan penurunan harga masih bersifat terbatas hanya dalam waktu dekat, kendati ada tambahan dari Iran, ditambah stok Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi dan sekutunya atau OPEC+ yang sedang berjuang untuk memenuhi target produksi mereka.
"Pasar minyak rentan terhadap gangguan pasokan mengingat stok minyak global mendekati posisi terendah selama tujuh tahun terakhir. Selain itu, kapasitas cadangan OPEC+ juga dipertanyakan mengingat pertumbuhan produksi mereka yang mengecewakan," terang analis Commonwealth Bank (CBA) Vivek Dhar dalam sebuah catatan.
Pulihnya permintaan minyak juga pulih sejalan dengan meningkatnya perjalanan udara dan lalu lintas di darat, CBA melihat Brent masih akan bertahan di kisaran USD90 hingga USD100 per barel dalam jangka pendek.
CBA menilai ada potensi harga minyak menembus USD100 per barel dengan cukup mudah jika ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat. (RAMA)