Istana Sebut Patriot Bond Diburu Investor, Laku Rp50 Triliun
Presiden Prabowo Subianto menerima laporan soal minat penerbitan Patriot Bond yang diikuti oleh sejumlah konglomerat besar.
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menerima laporan soal minat penerbitan Obligasi Patriot (Patriot Bond) yang diikuti oleh sejumlah konglomerat besar.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi mengatakan, penawaran investor atas Patriot Bond sudah mencapai lebih dari Rp50 triliun. Hal itu diungkapkan usai rapat terbatas antara Prabowo bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan P. Roeslani.
"Beliau (Prabowo) menerima laporan dari Menteri Investasi, Bapak Rosan, berkenaan dengan realisasi investasi kita, termasuk realisasi dari Patriot Bond kita," katanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Prasetyo mengatakan, angka tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebelum diumumkan. "Realisasinya sesuai dengan target, angkanya di atas 50 triliun," katanya.
Patriot Bond merupakan obligasi yang ditawarkan secara terbatas untuk investor dengan kategori Ultra High Net Worth (UHNW). Kurang dari 50 taipan, termasuk Prajogo Pangestu hingga Sugianto Kusumo alias Aguan dikabarkan ikut serta membeli surat utang yang diterbitkan Danantara itu.
Sesuai namanya, Patriot Bond menawarkan kupon sebesar 2 persen, jauh lebih rendah dibandingkan obligasi korporasi atau SBN yang biasanya di atas 5 persen. Dengan tenor 5 dan7 tahun, dana hasil penerbitan Patriot Bond rencananya digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis, terutama proyek pengolahan sampah menjadi energi (Waste to Energy).
Prasetyo menyampaikan, di rapat yang sama, Kepala Negara juga menerima laporan mengenai proyek Waste to Energy.
"Itu adalah program pengelolaan sampah kita yang akan dibangun di 34 kabupaten dan kota yang sampahnya sudah di atas 1.000 ton per hari. Jadi Alhamdulillah tahun ini kita dengan sekarang pemilik di Danantara dapat mencari skema penanganan terhadap masalah sampah," ujar Prasetyo.
(Rahmat Fiansyah)