Istri Virgoun Nyangkut 65 Persen di Saham IPPE, Gimana Supaya Balik Modal?
Istri Virgoun, Inara Rusli nyangkut 65,15 persen di saham milik Sultan Subang, Indo Pureco (IPPE). Bagaimana caranya agar balik modal dari kerugian tersebut?
IDXChannel – Istri musisi Virgoun, Inara Rusli, ramai diperbincangkan di media sosial karena ‘nyangkut’ di saham emiten minyak kelapa milik Asep Sulaiman Sabanda, PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga lanjutan sesi II, Rabu (17/5), saham IPPE sudah berada di level gocap alias Rp50/saham.
Padahal, saham ini pernah menyentuh harga tertingginya, yakni sebesar Rp600/saham pada 2 Maret 2022 silam dengan market cap atau kapitalisasi pasar hingga Rp2,76 triliun.
Sayangnya, hingga 31 Maret 2023, market cap IPPE sudah menyusut menjadi Rp230 miliar seiring dengan penurunan tajam saham emiten sejak awal 2023 lalu.
Dengan demikian, Inara menanggung kerugian jumbo dari ambruknya saham milik Sultan Subang tersebut.
Melansir instagramnya, Inara menunjukkan unrealized loss atau kerugian yang belum direalisasikan dari pembelian saham di IPPE hingga 65,15 persen.
Artinya, dengan kerugian yang mencapai 65,15 persen tersebut, maka maka diperlukan profit sebesar lebih dari 150 persen dari saham IPPE untuk mengembalikan modal dari kerugian yang ditanggung oleh istri Virgoun tersebut.
Dengan catatan, profit tersebut hanya dapat dicapai bila IPPE berhasil keluar dari level gocap. Kendati demikian, saat ini saham IPPE tidak tidak dapat ditransaksikan karena berada di level gocap, kecuali kembali digerakkan oleh pengendalinya.
Selain heboh karena ‘nyangkut’ di saham IPPE, Inara juga ramai diperbincangkan lantaran dituduh melakukan judi saham oleh Ibunda Virgoun, Eva Manurung.
Menanggapi tuduhan tersebut, Inara menjelaskan bahwa saham yang dibeli bukan berasal dari judi karena dibeli melalui aplikasi trading ari perusahaan sekuritas yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lebih lanjut, Inara juga menjelaskan bahwa ia telah mendapatkan profit dari saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di tahun 2022 meski harus menanggung rugi dari saham IPPE.
“Ini sebagian profit yang didapat pada 2022 kemarin. Nggak banyak sih, harap makhlum namanya juga perdana, masih pemula. Ada salah perhitungan karena memang kemarin tiba-tiba IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) anjlok,” kata Inara dalam instagramnya.
Soal Saham IPPE Ambruk hingga Gocap
Sebelum menyentuh level gocap dan membuat investornya harus menanggung rugi, saham IPPE memang sempat disoroti bursa dan menjadi perbincangan investor akibat volatilitas yang tinggi di awal tahun ini.
Tercatat, saham IPPE ambles hingga 22,58 persen dalam rentang 10 Januari 2023 hingga 17 Januari 2023.
Sejalan dengan merosotnya saham IPPE secara signifikan dalam sepekan, saham IPPE masuk dalam radar unsual market acivity (UMA) BEI pada 18 Januari 2023.
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham IPPE yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A., Rabu (18/1).
Seiring dengan pengumuman UMA, pada 26 Januari pihak bursa melakukan suspensi (penghentian sementara perdagangan) saham IPPE.
Meski pada akhirnya BEI telah membuka suspensi saham IPPE, saham Sultan Subang ini justru terus menerus merosot.
BEI mencatat, sepanjang 2023, saham IPPE terus merosot hingga 60 persen hingga menyentuh level gocap atau Rp50/saham. (Lihat grafik di bawah ini.)
Asal tahu saja, ambruknya saham IPPE secara signifikan yang menyebabkan sahamnya masuk dalam radar UMA seiring dengan rumor gagal bayar Repurchase Agreement (REPO) perusahaan.
Rumor REPO tersebut terjadi di saham IPPE bersama dua saham milik Asep Sulaeman Sabanda lainnya, yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) dan PT Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS).
Dampaknya, kalangan broker saham dan pelaku pasar menjadi enggan untuk mentransaksikan atau menerima REPO dari ketiga saham tersebut.
Asal tahu saja, REPO merupakan gadai saham yang terjadi ketika nasabah yang membutuhkan dana likuid bisa menjaminkan saham miliknya untuk mendapatkan pinjaman.
Sayangnya, banyak oknum yang melakukan aksi goreng saham sehingga harga underlying saham yang digadaikan menjadi naik dan mendapatkan jumlah pinajaman lebih banyak karena tidak ingin membayar pinjaman tersebut sehingga menyebabkan gagal bayar.
Kendati demikian, melansir public expose perusahaan yang disampaikan pada 1 Februari 2023, pihak IPPE membantah penurunan harga saham tersebut terjadi akibat gagal bayar REPO.
“Hal tersebut tidak ada kaitannya dengan transaksi REPO, kami pastikan perseroan tidak ada gagal bayar REPO,” tulis Direktur Utama dan Corporate Secretary IPPE, Syahmenan.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.