Itama Ranoraya (IRRA) Incar Pendapatan Rp801 Miliar
PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menargetkan pendapatan Rp801 miliar pada 2024 dengan proyeksi laba bersih Rp48 miliar.
IDXChannel - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menargetkan pendapatan Rp801 miliar pada 2024 dengan proyeksi laba bersih Rp48 miliar.
Direktur IRRA, Teguh Eko Purwanto menyampaikan, Perseroan akan berfokus pada pertumbuhan produk alat kesehatan dalam negeri (AKD) terutama produksi PT Oneject Indonesia serta menambah jumlah tenaga penjualan di seluruh Indonesia.
“Pertumbuhan organik yang sudah kami punya saat ini kami coba untuk akselerasi,” kata Teguh dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (25/4/2024).
Di samping itu, IRRA juga akan memperluas kerja sama distribusi dengan berbagai pihak, juga menjalin kerja sama baru dengan berbagai negara seperti dari Korea, Cina dan negara-negara lainnya.
“Kami akan meningkatkan jumlah mitra, tidak menutup kemungkinan untuk menambah mitra kerja dari luar negeri terutama untuk produk berteknologi tinggi,” ujar Teguh.
Tahun ini, IRRA juga berfokus kepada pemenuhan kebutuhan layanan hemodialisa dan radioterapi di rumah sakit, dan akan melakukan kerja sama dengan rumah sakit dengan melakukan pembagian pendapatan atau revenue sharing model. Serta, membangun tim dengan kemampuan yang tinggi untuk fokus kepada proyek-proyek dalam skala besar, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
Adapun bidang-bidang pelayanan yang akan menjadi fokus IRRA antara lain layanan cuci darah, radioterapi untuk pengobatan kanker, dan layanan pemeriksaan di laboratorium.
“Kami harapkan bidang-bidang tersebut bisa menjadi driver pertumbuhan IRRA di tahun 2024. Selain itu, kami sangat mencermati dinamika pasar yang saat ini terus berubah, menurut kami setelah pandemi sektor kesehatan sangat dinamis dan masa depannya cerah,” tutur Teguh.
Lebih lanjut, untuk meningkatkan kapabilitas perseroan dalam membuka peluang dan meraih target bisnis, perseroan juga telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT OCBC NISP Tbk sejumlah Rp430 miliar dengan jangka waktu lima tahun.
Nantinya, fasilitas kredit ini akan digunakan perseroan secara prudent untuk mendukung program bisnis jangka panjang.
(DES)