MARKET NEWS

ITSEC Asia (CYBR) IPO, Fokus Bangun Bisnis Keamanan Siber di Tanah Air

Febrina Ratna 19/07/2023 06:30 WIB

ITSEC Asia (CYBR) IPO untuk kembangkan bisnis keamanan siber, terutama di Indonesia.

ITSEC Asia (CYBR) IPO, Fokus Bangun Bisnis Keamanan Siber di Tanah Air. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) menggelar agenda Due Diligence Meeting & Public Expose  pada Selasa (18/7/2023). Acara tersebut merupakan rangkaian proses Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam kesempatan itu, perseroan memaparkan kinerja perseroan, prospek bisnis di industri, dan rencana-rencana perseroan ke depannya.

Adapun, ITSEC Asia merupakan perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi yang menawarkan jasa keamanan siber dalam tiga tahap, yaitu Penilaian, Implementasi, dan Analisis, untuk memastikan perlindungan atas infrastruktur Teknologi Informasi (TI) perusahaan-perusahaan terhadap ancaman siber dengan tetap mematuhi peraturan kepatuhan dari pemerintah.

Berdiri sejak 2010, ITSEC Asia didirikan dan dibesarkan salah satunya oleh Andri Hutama Putra, seorang pakar keamanan siber dengan 13 tahun pengalaman profesional di bidangnya. Perseroan dibangun bersama dengan rekannya yang saat ini juga masuk kedalam jajaran Management ITSEC Asia.

Dengan wilayah operasional di sejumlah negara dan perkembangan tren digital yang sangat pesat, perseroan memiliki perspektif yang luas tentang perilaku pasar di masa yang akan datang. Perseroan juga melihat potensi yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur keamanan digital bagi industri dalam negeri.

“Keamanan informasi merupakan tulang punggung kesuksesan transformasi digital. Dalam berbagai bidang, transformasi digital yang diharapkan membawa banyak kemudahan, efisiensi, peningkatan efektivitas dan output kinerja, perlu ditunjang dengan infrastruktur keamanan siber yang tangguh.”

“Hal ini yang mendorong ITSEC Asia terus berperan aktif dalam membangun ekosistem keamanan siber yang baik, tidak hanya dalam sektor usaha melalui solusi keamanan, namun juga dalam berbagai kegiatan peningkatan literasi keamanan digital bagi masyarakat,” jelas Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra, dalam siaran pers pada Selasa (18/7/2023).

Jawab Kebutuhan Pasar Akan Teknologi Keamanan Siber

Sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang sedang mendorong perkembangan industri digital, perseroan memandang pertumbuhan industri teknologi keamanan siber di Indonesia yang meningkat dengan pesat. Tingkat digitalisasi yang tinggi juga meningkatkan risiko serangan siber.

Menurut data dari Frost & Sullivan, sebanyak 49% organisasi di Indonesia pernah mengalami serangan siber, merugikan Indonesia sebesar USD43,2 miliar, atau 3,7% dari total PDB Indonesia. Untuk Indonesia, diperlukan strategi dan taktik keamanan siber yang efektif, karena Indonesia merupakan negara ketiga yang paling rentan terhadap serangan malware.

Dengan penggunaan teknologi yang sangat cepat, potensi serangan siber yang semakin canggih, dan kurangnya tenaga profesional keamanan siber yang berkualitas di industri saat ini, telah memaksa perusahaan untuk menunjuk penyedia layanan keamanan siber untuk membantu mengatasi tantangan ini.

Dengan mengalihdayakan operasi keamanan mereka, organisasi mendapatkan akses ke berbagai layanan keamanan seperti pemantauan keamanan 24x7x365, threat management, respon insiden dan manajemen kepatuhan, serta wawasan dari ahli-ahli keamanan siber yang berpengalaman.

Dalam menjawab berbagai tantangan keamanan siber dalam perusahaan dan organisasi, ITSEC Asia mengembangkan dua layanan utama, yaitu Managed Security Services (MSS) yang terdiri dari Pemantauan Jaringan Perusahaan Terkelola; Pemantauan Keamanan/Pemantauan Keamanan Cloud; Proteksi dan Deteksi Malware Tingkat Lanjut; dan layanan lainnya, serta Professional Security Services (PSS) yang terdiri dari Pengujian Penetrasi & Red Teaming; Keamanan Aplikasi; dan Forensik Digital & Respons Insiden.

Pasar MSS dan adopsi PSS mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang karena perusahaan-perusahaan semakin sadar akan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman siber.

Seiring dengan banyaknya bisnis yang menyimpan data sensitif dan menjalankan operasinya secara daring, kebutuhan akan langkah-langkah keamanan siber yang kokoh menjadi sangat penting. Ke depannya, persyaratan kepatuhan seperti privasi data dan peraturan keamanan siber akan tetap menjadi pendorong utama permintaan solusi layanan keamanan siber.

 (FRI)

SHARE