MARKET NEWS

J Resources (PSAB) Bor Ladang Emas Baru di Sulut, Temukan Cadangan Segini 

Fiki Ariyanti 11/11/2024 11:33 WIB

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menindaklanjuti temuan prospek emas baru di wilayah tambang salah satu anak usahanya yang berada di Sulawesi Utara.

J Resources (PSAB) Bor Ladang Emas Baru di Sulut, Temukan Cadangan Segini (foto ist)

IDXChannel - PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menindaklanjuti temuan prospek emas baru di wilayah tambang salah satu anak usahanya yang berada di Sulawesi Utara (Sulut).

Manajemen PSAB dalam keterbukaan informasi BEI mengungkapkan, berdasarkan simulasi produksi atas hasil optimisasi potensi inventori emas (PEA inventory) dan analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment), prospek baru ini menghasilkan indikasi keekonomian yang menggembirakan.

"Dan dengan kapasitas pabrik (mill throughput) 1,3 juta ton ore per tahun, prospek ini diharapkan menghasilkan emas 70 sampai 100 ribu ons (lebih dari 2 sampai 3 ton per tahun) selama lebih dari 10 tahun," kata manajemen, Senin (11/11/2024). 
 
Tindaklanjut yang telah dilakukan perseroan selama 2024 bertujuan untuk melihat besaran potensi target-target eksplorasi emas, penentuan metode pemprosesan dan studi analisa ekonomi awal (preliminary economic assessment). 

Program-program lanjutan ini merupakan tindaklanjut dari eksplorasi awal yang telah dilakukan selama 2023. 

"Dengan hasil positif ini, perseroan berharap pelaksanaan program pemboran lanjutan dan program pengembangan lainnya dapat segera dilakukan agar prospek ini dapat menjadi suatu tambang yang ekonomis," tuturnya. 

Adapun program-program yang telah dilakukan, di antaranya pemetaan geologi detail dan pengambilan contoh batuan detail, analisa spectral, pemodelan sumber daya emas, estimasi target-targeteksplorasi, simulasi inventori emas, studi dan analisa metalurgi awal, serta Analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment/PEA). 

Selain itu, pemetaan zona awal lingkungan dan keragaman hayati juga telah dilakukan oleh perseroan.

Mineralisasi emas di prospek ini merupakan mineralisasi emas primer tipe epitermal sulfide rendah (low sulfidation epithermal), yang terdiri dari tiga urat kuarsa utama (quartz veins) yang mengandung emas yaitu Oboy, Odik dan Mangkasep. 

Hasil pemodelan dan estimasi target eksplorasi dari urat utama, yaitu Oboy (OMV atau Oboy Main Vein) ini menghasilkan target eksplorasi dengan kisaran 10 sampai 15 juta ton, dengan kisaran kadar 1,5 sampai 2,5 g/t emas. 

Pemodelan dua urat lainnya, yaitu Odik dan Mangkasep menghasilkan target eksplorasi dengan kisaran 7 sampai 10 juta ton, dengan kadar berkisar 1 sampai 3 g/t emas.

"Melihat besarnya potensi target eksplorasi dan kadar yang cukup tinggi ini, prospek ini mempunyai potensi besar untuk bisa dikembangkan menjadi sebuah tambang emas yang ekonomis," ujar manajemen. 

Oleh karena itu, sambungnya, pengujian metalurgi awal (preliminary metallurgical test work), optimisasi potensi inventori emas (PEA inventory) dan analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment) juga dilakukan. 

Sebanyak 959 kg sampel batuan bijih yang mengandung emas, yang mewakili 5 jenis bijih yang berbeda, telah diambil untuk dilakukan studi pengujian metalurgi yang bertujuan untuk melihat karakteristik bijih dan potensi recovery. 

Hasil Pengujian Metalurgi

Hasil studi pengujian metalurgi awal ini menunjukan hasil yang sangat menggembirakan. Pengujian metalurgi ini meliputi analisa head grade (head grade analysis), pengujian pelindian cepat (QLT/Quick Leach Test), pengujian pelindian diagnostik (DLT/Diagnostic Leach Test), pengujian pelindian dalam botol (bottle-rolled test) dan pengujian pelindian dalam kolom (column test). 

Hasil pengujian metalurgi menunjukan nilai pengujian pelindian cepat (QLT/Quick Leach Test) berkisar antara 80 sampai 88 persen atau nilai rata-rata 85 persen yang menunjukan karakteristik jenis bijih oksida dan kehadiran butiran emas bebas (free gold) di dalam batuan bijih. 

Hal ini sejalan dengan hasil pengujian DLT (diagnostic leach test) yang rata-rata presentase emas yang berasosiasi dengan mineral oksida dan bisa diekstrak dengan pelindian sianida adalah sebesar 90 persen. 

Sedangkan sisanya 10 persen, emas berasosiasi dengan mineral karbonat (7 persen), mineral sulfida (1 persen) dan mineral silika (2 persen).

Hasil pengujian pelindian botol (bottle rolled test) dengan ukuran 75 µm juga menghasilkan nilai antara 89 dan 93 persen, yang menunjukan jenis bijih oksida dan kehadiran melimpah butiran emas bebas (free gold grains). 

Namun sebaliknya, hasil pengujian pelindian kolom (column test) ukuran 25 mm menunjukan nilai yang rendah 45 sampai 74 persen. Hasil pengujian metalurgi awal ini menunjukan bahwa proses pelindian dalam tangki atau CIL (carbon in leach) adalah rute proses yang paling cocok dengan potensi recovery lebih dari 90 persen. 

Untuk diketahui, sebelum PSAB melakukan eksplorasi di area ini, beberapa perusahaan tambang internasional terdahulu telah melakukan eksplorasi awal, di antaranya Kerja Sama Placer Dome Inc Kanada dan PT Antam Tbk (ANTM) dari 1989-1990, perusahaan Amerika Newmont dari 1993-2000, dan perusahaan Inggris Avocet Plc. dari 2000-2011.

(Fiki Ariyanti)

SHARE