Jadi Sosok Senior, Ini Tugas Agus Marto di GOTO Menurut Analis
kombinasi ketiga sosok baru tersebut bakal menjadi garansi adanya peta jalan (roadmap) yang jelas dan terukur bagi GOTO untuk segera dapat untung.
IDXChannel - Apresiasi pelaku pasar terus mengalir pasca PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan jajaran manajemen teranyarnya, dengan menggaet sejumlah nama baru dengan berbagai latar belakang.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah bergabungnya mantan Menteri Keuangan dan juga Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, yang sedianya bakal didapuk sebagai Komisaris Perusahaan.
Nama Agus muncul bersama dengan Patrick Walujo dan Winato Kartono yang dikenal luas oleh publik sebagai investor kawakan di industri pasar modal nasional.
Menurut pelaku pasar, merapatnya nama-nama dengan rekam jejak meyakinkan itu dapat menjadi garansi bahwa kinerja GOTO mendatang bakal sesuai dengan target yang sebelumnya telah digembar-gemborkan, yaitu berfokus pada mengejar profitabilitas.
"Munculnya nama-nama yang sarat pengalaman itu memperlihatkan keseriusan GOTO dalam meyakinkan pelaku pasar terkait upayanya dalam percepatan profitabilitas," ujar Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan, Kamis (9/2/2023).
Dalam pandangan Farras, kombinasi ketiga sosok baru tersebut bakal menjadi garansi adanya peta jalan (roadmap) yang jelas dan terukur bagi GOTO untuk segera dapat mencatatkan profitabilitas secara konsisten.
Sebagai informasi, Patrick Walujo merupakan pendiri firma investasi Northstar Group dan tercatat sebagai investor Gojek generasi awal. Sementara Winato Kartono merupakan mantan eksekutif Citibank yang kemudian mendirikan Provident Capital.
Sementara, Agus Marto terkenal dengan tangan dinginnya dalam merestrukturisasi korporasi besar hasil merger. Sosok berlatar belakang bankir itu juga memiliki kedisiplinan dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG).
"Hadirnya Agus Marto sebagai sosok bankir senior dapat berperan sebagai pengawas yang bakal senantiasa mengingatkan pentingnya balance sheet, disiplin anggaran dan fundamental bisnis yang sehat," tutur Farras.
Tak hanya itu, menurut Farras, faktor kesenioran Agus Marto juga dapat menjadi panutan sekaligus teladan bagi jajaran direksi GOTO yang relatif diisi oleh generasi muda, terkait mengembangkan bisnis yang lebih sustainable untuk jangka panjang.
Di lain pihak, Farras menilai hadirnya sosok Patrick dan Winato lebih bisa sebagai 'wakil dari investor' untuk terus menagih manajemen terkait target utama perusahaan agar bisa segera meraup profit.
"Peran mereka berdua (Patrick dan Winato) lebih pada mewakili aspirasi investor untuk menagih, seperti kapan profit dan sudah sampai mana progresnya. Kedua orang ini juga bisa menjadi pihak yang konsisten mengingatkan agar manajemen fokus pada bottom line," tutur Farras.
Farras juga meyakini bahwa pilihan Patrick Walujo untuk rela 'turun gunung' pastinya telah membawa agenda spesifik untuk diterapkan di GOTO. Bukan sekadar memelototi bottom line, namun juga tentang ide pengembangan bisnis yang bisa berdampak langsung ke peningkatan pendapatan.
"Dia bisa mengingatkan manajemen untuk lebih agresif lagi dalam mengembangkan bisnis finansial GOTO yang selama ini belum tergarap optimal," ungkap Farras.
Bagaimana pun, Farras menjelaskan, Patrick bersama Jerry Ng pernah merasakan legitnya cuan di BTPN. Sekarang keduanya juga menjadi investor strategis di Bank Jago yang sejak awal dinarasikan sebagai backbone-nya GOTO di bisnis keuangan.
"Nah, mereka melalui GOTO finansial, punya potensi luar biasa besar yang sayangnya belum tergarap maksimal. Kolaborasi Jago dan GOTO di bisnis finansial mungkin akan lebih intens dan menjadi game changer," tegas Farras. (TSA)