Jajaki Rencana Merger, Intip Rapor Keuangan EXCL dan FREN
Axiata Group Berhad dan Sinar Mas telah menandatangani kesepakatan awal untuk menjajaki merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smarfren Telecom (FREN).
IDXChannel - Axiata Group Berhad dan Sinar Mas telah menandatangani kesepakatan awal untuk menjajaki merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smarfren Telecom (FREN). Bagaimana rapor kedua emiten telekomunikasi tersebut?
XL Axiata
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengantongi laba bersih Rp547 miliar di kuartal I-2024. Capaian ini tumbuh hingga 168% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp204 miliar.
Pertumbuhan laba sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan, di mana EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp8,44 triliun atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp7,54 triliun. Adapun, kontribusi pendapatan layanan data dan digital pada total pendapatan mencapai 93%.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini menilai, periode kuartal pertama tahun 2024 sangat istimewa, karena perseroan berhasil meraih pendapatan data yang positif dibandingkan kuartal sebelumnya atau pada kuartal IV-2023 setelah di beberapa tahun terakhir kuartal pertama cenderung stagnan.
“Pertumbuhan pendapatan data di kuartal ini tidak terlepas dari keberhasilan kami mempertahankan harga layanan, di tengah semarak momentum pemilihan umum serta Ramadan, sehingga bisa meningkatkan trafik data,” kata Dian dalam keterangan resminya, Senin (29/4/2024).
Selain itu, dengan total jumlah pelanggan berkualitas sebanyak 57,6 juta di kuartal IV 2023 EXCL berhasil mendorong penggunaan layanan sehingga trafik juga meningkat sebesar 3,2% dibandingkan kuartal IV-2023, serta 18% dibandingkan kuartal I 2023.
Peningkatan tersebut pada akhirnya turut mendorong kenaikan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp44 ribu. Angka itu merupakan ARPU tertinggi yang pernah dicapai perseroan hingga saat ini.
Dian menambahkan, pencapaian kinerja kuartal I 2024 juga tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional atau operational expenditure (OPEX), termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah.
Total biaya operasional berkurang hingga 8% dibandingkan kuartal IV 2023 yang dikontribusi oleh penurunan beban penjualan dan pemasaran serta biaya infrastruktur.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran, lanjut Dian, juga didorong oleh peningkatan penggunaan sarana digital aplikasi MyXL dan AXISnet.
Meningkatnya penggunaan MyXL dan AXISnet menunjukkan kedua aplikasi tersebut mampu meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan, preferensi serta perilaku pelanggan.
Hingga akhir Maret 2024, kedua aplikasi tersebut memiliki total pengguna aktif per bulannya hingga sebanyak 30,3 juta. Peningkatan jumlah pengguna aktif per bulan myXL dan AXISnet ini mencapai 99% dalam periode dua tahun terakhir.
Berbeda, Smartfren menderita rugi bersih sepanjang 2023, yaitu sebesar Rp108,93 miliar. Angka ini berbanding terbalik dari laba bersih yang diraih perseroan selama 2022, yang sebesar Rp1,06 triliun.
Apabila ingin adil, laba bersih yang diraih FREN selama 2022 terutama berkat keuntungan dari investasi dalam saham yang mencapai Rp1,64 triliun. Angka itu berubah menjadi kerugian investasi sebesar Rp467,84 miliar selama 2023.
Pendapatan bersih FREN tercatat mencapai Rp11,66 triliun selama tahun lalu, naik tipis 4,04 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan pendapatan Rp11,20 triliun dari periode yang sama di 2022.
Lebih rinci, pendapatan jasa telekomunikasi (data) sebesar Rp10,19 triliun, non-data Rp291,92 miliar. Kemudian, pendapatan jasa interkoneksi Rp397,79 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp779,06 miliar selama 2023.
Selain tanpa polesan dari angka keuntungan dari investasi seperti di 2022, rugi bersih FREN yang kembali muncul di 2023—seperti tahun-tahun sebelumnya—salah satunya seiring beban usaha yang meningkat 5,03 persen YoY menjadi Rp11,11 triliun dan beban bunga & keuangan lainnya yang masih besar (Rp1,28 triliun).
Sementara, laporan keuangan FREN periode teranyar, yakni per kuartal I-2024, masih dilakukan penelaahan terbatas (limited review) dan akan disampaikan oleh perseroan selambat-lambatnya pada 31 Mei mendatang.
Bersiap Merger
Diwartakan sebelumnya, penandatangan antara induk usaha EXCL dan pengedali FREN berupa Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger.
Penggabungan ini akan menciptakan entitas baru. Untuk saat ini, kedua belah pihak memakai istilah MergeCo, yang kerap digunakan dalam proses merger.
"Aksi korporasi ini dalam rangka menciptakan entitas baru, MergeCo," kata manajemen XL Axiata dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Rabu (15/5).
"Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo," sambungnya.
Pada saat ini, diakui manajemen, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
Dia menambahkan, validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MOU.
"Setiap perkembangan penting yang berhubungan dengan MOU ini akan diumumkan kembali oleh perseroan. Apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, maka transaksi terkait akan tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah" tegasnya.
Kedua pihak, lanjut manajemen EXCL, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.
"Axiata meyakini bahwa MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia," ujarnya.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren," tutup manajemen. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.