MARKET NEWS

Jajaran Emiten Konstruksi Terbesar di RI, Siapa Nomor Satu?

Dhera Arizona 20/08/2023 19:52 WIB

Berikut ini merupakan daftar emiten konstruksi terbesar di Indonesia sebagaimana dihimpun oleh IDXChannel.com dari berbagai sumber.

Jajaran Emiten Konstruksi Terbesar di RI, Siapa Nomor Satu? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Masifnya pembangunan infrastruktur di dalam negeri dinilai terus menjadi katalis positif bagi emiten-emiten sektor konstruksi.

Terlebih lagi, proyek strategis pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur juga dinilai menjadi penyegar bagi saham-saham emiten konstruksi.

Berikut ini merupakan daftar emiten konstruksi terbesar di Indonesia sebagaimana dihimpun oleh IDXChannel.com dari berbagai sumber.

1. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang penyedia layanan jalan tol dan bisnis terkait lainnya ini didirikan tanggal 1 Maret 1978 dan mulai beroperasi secara komersial pada 1978.

Jasa Marga merupakan pengembang dan operator jalan tol pertama serta terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 50% untuk panjang jalan tol komersial yang telah beroperasi (±1,260 km). Saat ini, perusahaan mengelola 35 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.906 km.

Per 18 Agustus 2023, harga saham JSMR Rp3.700. Kapitalisasi pasarnya senilai Rp26,854 triliun.

2. PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

BUMN sektor konstruksi yang didirikan pada 1 Januari 1961 ini dikenal sebagai salah satu kontraktor dengan pengalaman dan keahlian yang luas dalam bidang konstruksi.

Perusahaan ini juga telah menghasilkan berbagai proyek konstruksi besar di Indonesia, seperti jalan tol, jembatan, dan bendungan.

Namun, pada 16 Februari 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham perusahaan di pasar modal Indonesia. Penyebabnya, BUMN karya ini tak bisa membayar pokok dan bunga ke-15 Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV Tahun 2019 Seri B kepada investor.

Per 18 Agustus 2023, saham WSKT masih di-suspend BEI di level Rp202. Nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp5,818 triliun.

3. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK)

Perusahaan yang didirikan tanggal 25 Oktober 1978 dan mulai beroperasi komersial pada 1981 ini bergerak dalam sektor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement & construction/EP&C). Produknya mencakup menara baja, jembatan baja, jembatan untuk naik ke pesawat (boarding), pembangkit listrik, peralatan konstruksi jalan serta peralatan minyak dan gas.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu: PT Denaya Cakra Cipta (pengendali) (42,60%), Solihin Jusuf Kalla (pengendali) (15,85%), Suhaelly Kalla (pengendali) (15,84%) dan Achmad Kalla (15,37%).

Unit usaha yang sedang dijalankan PT Bukaka Teknik Utama saat ini adalah steel tower, passanger boarding bridge, steel bridge, oil & gas equipment, road construction equipment, offshore purpose vehicle, dan galvanizing.

Per 18 Agustus 2023, saham BUKK Rp1.455. Adapun nilai kapitalisasi pasarnya Rp3,841 triliun.

4. PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

BUMN bidang konstruksi ini mempunyai empat sektor utama yang menjadi lini bisnisnya yakni engineering & construction, property & hospitality, manufacture, serta investment & concession.

PT Adhi Karya merupakan hasil dari nasionalisasi Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan Perusahaan milik Belanda. Perusahaan itu kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada 11 Maret 1960.

Langkah nasionalisasi tersebut didasarkan pada pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga pada 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di BEI.

Per 18 Agustus 2023, saham ADHI Rp442. Dengan kapitalisasi pasar senilai Rp3,716 triliun.

5. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)

PTPP melakukan usaha di bidang industri, konstruksi, engineering procurement dan construction (EPC), perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi, jasa engineering dan perencanaan.

BUMN yang berdiri pada 26 Agustus 1953 ini berfokus pada empat jalur bisnis yaitu konstruksi bangunan dan infrastruktur, rekayasa pengadaan dan konstruksi, properti dan perumahan serta investasi.

Per 18 Agustus 2023, saham PTPP Rp580. Kapitalisasi pasar mencapai Rp3,595 triliun.

6. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 64 tahun 1961, WIKA didirikan dengan tujuan untuk ikut serta dalam membangun ekonomi nasional sesuai dengan ekonomi terpimpin. Diawali dengan kegiatan usaha yang hanya meliputi pekerjaan instalasi listrik dan pipa air ketika didirikan, pada tahun 1970-an WIKA beralih menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan.

Melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di BEI pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas 28,46% saham ke publik; sementara kepemilikan sisanya masih dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berkat suntikan dana dari IPO, WIKA semakin leluasa bertumbuh dan berkembang.

Per 18 Agustus 2023, saham WIKA Rp384. Kapitalisasi pasar sebesar Rp3,444 triliun.

7. PT Acset Indonusa Tbk (ACST)

ACST adalah salah satu perusahaan jasa konstruksi di Indonesia yang berdiri sejak 10 Januari 1995. ACSET merupakan bagian dari keluarga besar PT Astra International Tbk (ASII), melalui anak perusahaannya, PT United Tractors Tbk (UNTR).

Perusahaan bergerak dalam bidang pengembangan dan pelayanan konstruksi. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha seperti gedung pusat perbelanjaan, hotel, kantor, apartemen, jembatan dan lain-lain.

Per 18 Agustus 2023, saham ACST Rp160, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp2,028 triliun.

8. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

SSIA, sebelumnya dikenal dengan nama PT Multi Investments Limited, didirikan pada 15 Juni 1971. Nama perusahaan kemudian berubah menjadi PT Surya Semesta Internusa (SSIA) pada 1995. Bisnis utama SSIA adalah pengembangan kawasan industri & real estate, konstruksi serta perhotelan.

SSIA bergerak di bidang usaha bahan bangunan, real estat, kawasan industri, manajemen gedung dan lain-lain. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah investasi saham dan memberikan jasa manajemen dan pelatihan kepada beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang industri, real estat, jasa konstruksi, hotel dan lain-lain.

Per 18 Agustus 2023, saham SSIA Rp384 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp1,806 triliun.

9. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada 4 September 1970 dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana. Pada 1981, perusahaan ini melakukan restrukturisasi dan mengubah namanya menjadi "PT Total Bangun Persada". 

Pada 1986, perusahaan ini menjadi pelopor penggunaan perancah di bidang konstruksi di Indonesia. Pada 1993, perusahaan ini juga menjadi pelopor dalam penggunaan baja komposit untuk pembangunan gedung. 

Pada 25 Juli 2006, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta.

Per 18 Agustus 2023, saham TOTL Rp380. Kapitalisasi pasar senilai Rp1,295 triliun.

(YNA)

SHARE