Jelang Cum Date Dividen, Saham BBNI Cetak Rekor Lagi
harga saham BBNI sempat menyentuh Rp6.250 pada perdagangan intraday.
IDXChannel – Sehari jelang cum date dividen, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) kembali melesat dan mencetak rekor tertinggi barunya (all time high).
Pada perdagangan perdana pasca libur nasional, harga saham BBNI naik 2,05 persen ke Rp6.225 per saham. Hal ini merupakan harga penutupan tertingginya dalam sejarah.
Meski tembus all time high untuk level penutupan, harga saham BBNI sempat menyentuh Rp6.250 pada perdagangan intraday.
Kenaikan harga saham BBNI membuat nilai kapitalisasi pasarnya tembus Rp232 triliun, dan turut berkontribusi positif terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terangkat 0,53 persen.
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, menilai bahwa momentum jelang cum date pembagian dividen turut menjadi katalis positif untuk harga saham BBNI.
Azis menjelaskan bahwa di musim rilis kinerja dan RUPST seperti sekarang, fokus pasar adalah ke dividen untuk tactical play, sehingga saham yang memberikan imbal hasil menarik besar peluangnya untuk diburu oleh investor ritel maupun institusi.
"Dividen yield BBNI termasuk besar karena hampir lima persen, dan ini sudah lebih tinggi dari deposito. Sementara dari sisi valuasi Price to Book Value (PBV) masih di bawah 2x. Valuasi atraktif dan imbal hasil yang menarik wajar jika BBNI dilirik," ujar Abdul, Rabu (13/3/2024).
Untuk diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 4 Maret 2024, BBNI mendapat restu untuk membagikan 50 persen dari laba bersihnya senilai Rp10,45 triliun, menjadi dividen dengan tanggal cum date pada Kamis (14 Maret 2024).
Rasio payout dividen BBNI untuk 2023 menjadi yang tertinggi sejak pandemi Covid. Di 2020 dan 2021 BBNI membagikan dividen sebesar 25 persen dari labanya, sementara untuk tahun buku 2021 naik menjadi 40 persen dan sekarang naik menjadi 50 persen.
Abdul juga berpendapat bahwa keputusan BBNI untuk meningkatkan rasio payout tahun ini merupakan hal yang tepat. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika masih dibayangi pandemi, ketika bank dituntut untuk lebih konservatif dalam penggunaan laba dan memupuk modal yang solid.
"Laba bersih cetak all time high, valuasi sedang murah, kualitas aset sudah jauh lebih baik dibanding saat pandemi dan ada kebutuhan untuk mencapai ROE 20% jangka panjang, maka cara untuk meningkatkan nilai pemegang saham adalah dengan membagikan dividen yang menarik, itu yang dilakukan oleh BBNI saat ini," tutur Azis.
Konsensus Analis Bloomberg menetapkan target harga saham BBNI Rp 6454 untuk 12 bulan ke depan. Dalam konsensus tersebut, 33 analis memberikan rekomendasi buy dan dua analis merekomendasikan hold.
Sementara, Analis BinaArtha Sekuritas, Achmadi Hangradhika, memberikan target harga Rp7300 per saham untuk BBNI.
"Kami memproyeksikan pada 2024, BBNI akan terus meningkatkan labanya sebesar 16,72 persen year-on-year menjadi Rp24,405 triliun, dengan rasio NIM (net interest margin) mencapai 4,6 persen," tulis riset BinaArtha. (TSA)