MARKET NEWS

Jelang Tutup Tahun, Begini Prospek Bisnis Amman Mineral (AMMN) Menurut Analis

Taufan Sukma/IDX Channel 04/10/2023 04:44 WIB

kinerja AMMN relatif masih tangguh di semester I-2023 lalu, meski mengalami penurunan.

Jelang Tutup Tahun, Begini Prospek Bisnis Amman Mineral (AMMN) Menurut Analis (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sukses membukukan laba bersih sebesar USD118,8 juta, atau sekitar Rp1,83 triliun di sepanjang semester I-2023 lalu. 

Capaian tersebut berhasil diraih meski dihadang dua faktor eskternal, yaitu curah hujan yang tinggi dan tertundanya pemberian izin ekspor dari pemerintah.

Menurut Analis dan Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, kinerja AMMN relatif masih tangguh di semester I-2023 lalu, meski mengalami penurunan.

Pun, penurunan tersebut terjadi lantaran beberapa faktor, yaitu adanya pembatasan ekspor konsentrat, faktor perlambatan ekonomi global, faktor cuaca (hujan), dan juga munculnya kekhawatiran bakal terjadinya resesi global.

"Jadi itu memengaruhi kinerja ekspor dari AMMN itu sendiri, yang tergambar di semester I-2023," ujar Nafan, kepada media, Selasa (3/10/2023).

Nafan meyakini, penurunan kinerja AMMN hanya bersifat sementara, karena terbukti kinerja triwulan II-2023 di negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan India, sudah mulai menunjukkan kinerja dan tren yang progresif.

"Dengan melihat kinerja ekonomi dari negara-negara itu, maka permintaan mineral diproyeksikan akan semakin baik. Nantinya akan berpengaruh pada emiten yang ada di Indonesia, seperti AMMN yang memproduksi tembaga dan emas," tutur Nafan.

Apalagi paparan kinerja perusahaan yang menargetkan pertumbuhan produksi tembaga dan emas sepanjang 2023, serta kekuatan fundamental perusahaan, maka diyakini bisa mendorong kinerja keuangan AMMN hingga semester II-2023.

"Jadi masih on the track. Prospek kinerja akan terbilang positif dari segi kuartal ke kuartal. Bukan hanya year-on-year saja yang positif. Jika kinerja diproyeksikan masih positif, maka akan memberikan pengaruh baik ke kinerja saham AMMN. Itu menurut saya," ungkap Nafan.

Untuk prospek jangka panjang, AMMN terlihat menjanjikan dengan proyek ekspansinya memperluas fasilitas pengolahan dan pembangkit listrik, serta pembangunan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia yang ditargetkan rampung secara mekanis di bulan Mei 2024. 

Sementara, Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie,  dalam siaran persnya mengatakan bahwa selama hampir tujuh bulan dari Oktober 2022 hingga April 2023, lokasi tambang perusahaan mengalami curah hujan yang tinggi, hingga hampir dua kali lipat rata-rata tahunan historis.

Kondisi tersebut menyebabkan tertundanya penambangan bijih segar dari Fase 7. Hal ini membuat operasional AMMN dialihkan ke proses pengupasan batuan penutup Fase 8, guna mempercepat akses menuju bijih segar Fase 8 dari jadwal yang direncanakan.

Tak hanya itu, AMMAN juga tidak bisa melakukan penjualan konsentrat karena tertundanya pemberian izin ekspor mulai tanggal 1 April hingga 24 Juli 2023.

Meski demikian, persediaan konsentrat selama empat bulan tersebut berhasil dijual dalam waktu enam minggu saja sejak mendapat izin ekspor pada Juli 2023 yang lalu. 

Perusahaan menargetkan produksi tembaga 337 juta pon, naik 23 persen dibanding target sebelum IPO. Sementara untuk produksi emas ditargetkan mencapai 529 kilo ons lebih tinggi 42 persen dibanding target sebelum IPO.

Dalam paparannya, manajemen perusahaan juga menyampaikan kondisi resource (sumber daya tambang) dan reserves (cadangan) dimana selama 23 tahun beroperasi tambang Batu Hijau telah berhasil menghasilkan 9.358 juta pon tembaga dan 9,5 juta ons emas. 

Namun, reserves (cadangan) Batu Hijau yang tersisa masih sangat besar yaitu 6.609 juta pon tembaga atau setara 71% dari tembaga yang telah dihasilkan di masa lalu. 

"Batu Hijau masih memiliki begitu banyak potensi dari cadangannya, belum lagi sumber dayanya. Di samping kami juga melanjutkan eksplorasi di proyek Elang, yang studi kelayakannya akan selesai pada tahun 2024," tegas Alexander. (TSA)

SHARE