'Jeroan' Bayan Resources (BYAN), Saham Batu Bara Koleksi Crazy Rich RI
Kinerja saham dan keuangan Bayan Resources (BYAN) terpantau apik sepanjang tahun 2022 di tengah harga batu bara yang turut melesat.
IDXChannel – PT Bayan Resources Tbk atau BYAN membukukan kinerja keuangan yang apik pada triwulan pertama tahun ini. Adapun emiten batu bara ini berhasil mencetak laba bersih hingga Rp5,34 triliun. Laba bersih tersebut melesat 122,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara pendapatan bersih BYAN juga tumbuh 56,44 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada triwulan I-2022, BYAN membukukan pendapatan bersih sebesar Rp11,37 triliun.
Dilansir dari laporan keuangannya, pendapatan BYAN sebagian besar berasal dari penjualan batu bara. Adapun pendapatan batu bara dari emiten ini di triwulan I-2022 mencapai Rp11,34 triliun atau naik 56,35 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan di periode yang sama tahun 2021, pendapatan dari batu bara hanya sebesar Rp7,25 triliun. Selain itu, segmen ekspor menyumbang 88,40 persen terhadap pendapatan dari batu bara, yaitu Rp10,02 triliun.
Selain ekspor, penjualan domestik juga menyumbang Rp1,32 triliun terhadap pendapatan batu bara BYAN. Pada triwulan I-2022 pendapatan batu bara dari segmen domestik meningkat 148,55 persen secara tahunan.
Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, segmen domestik menyumbang Rp529,32 miliar. Melesatnya pendapatan batu bara BYAN di tahun 2022 turut didukung oleh produksi batu bara yang meningkat mencapai 37,6 juta MT.
Bersumber dari laporan tahunan BYAN, cadangan batu bara Proyek Tabang per Juni 2021, meningkat dari 906 juta MT menjadi 1.475 juta MT. Sementara sumber daya batu bara juga mengalami peningkatan dari 1.644 juta MT menjadi 2.491 juta MT.
Seiring dengan kinerja keuangan yang baik, harga saham BYAN sepanjang 2022 tercatat melesat. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (4/7), kinerja saham sepanjang tahun 2022 (year to date/YTD) emiten batu bara ini melesat hingga 193,52 persen.
Hal ini sejalan dengan melesatnya harga komoditas batu bara secara YTD. Dikutip dari investing.com per Selasa (28/6), harga batu bara di pasar ICE Newscastle sepanjang 2022 melejit hingga 127 persen menjadi USD385/ton.
Walaupun memang, harga batu bara selama sebulan cenderung merosot hingga minus 5,32 persen. Di tengah harga komoditas yang terkontraksi, BYAN masih mampu mempertahankan performa saham yang apik.
Adapun kinerja saham emiten batu bara ini per Senin (4/7) pada penutupan perdagangan sesi I tumbuh positif sebesar 45,75 persen.
Batu Bara Melesat, Direksi BYAN Borong Saham Perseroan
Melesatnya saham BYAN yang ditopang dengan harga batu bara yang turut melejit membuat Dato Low Tuck Kwong menambah kepemilikan saham atas emiten batu bara ini.
Pria yang dijuluki Raja Batu Bara ini tercatat kembali membeli saham emiten berkode BYAN sebanyak 113.400 saham. Adapun keterbukaan informasi BEI per Senin (6/6) mencatat, harga saham rata-rata mencapai Rp54.365,61.
Dengan demikian, pemilik emiten BYAN ini membeli saham senilai Rp6.165.060.174 atau Rp6,1 miliar. "Transaksi dilakukan pada 30 Mei, 2 dan 3 Juni 2022 dengan tujuan untuk investasi dan dengan status kepemilikan langsung," tulis Dato Low Tuck Kwong.
Dengan pembelian saham ini, kepemilikan saham Low Tuck Kwong di emiten berkode BYAN ini bertambah menjadi 61,18% atau 2.039.456.730 saham.
Informasi saja, Low Tuck Kwong menduduki peringkat ke-18 orang terkaya di Tanah Air pada akhir 2021 lalu menurut Forbes. Adapun Forbes mencatat, per Senin (4/7), kekayaan pria ini mencapai USD6,6 miliar atau setara Rp98,79 triliun dengan asumsi kurs Rp14.968.
Selain Low Tuck Kwong, jajaran direksi BYAN lainnya terpantau ikut memborong saham perseroannya. Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, Kamis (16/6), Direktur BYAN Oliver Khaw Har Heng membeli saham BYAN sebanyak 20.000 lembar saham atau senilai Rp600 juta.
Selain itu, Direktur BYAN lainnya, Russel John Neil juga melakukan pembelian saham emiten ini sebanyak 400.000 lembar saham yang nilainya mencapai Rp1,2 miliar.
Direktur dan Chief Financial Officer BYAN, Alastair Gordon Christoper Mcleod juga tercatat membeli saham di BYAN sebesar 400.000 saham. Sama seperti Russel, ia menggelontorkan dana sebesar Rp1,2 miliar untuk pembelian saham ini. (ADF)
Periset: Melati Kristina
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.