Jurus Telkom (TLKM) Keruk Potensi Ekonomi Digital RI, Ada Spin Off IndiHome
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memiliki strategi untuk meraup potensi ekonomi digital di Indonesia. Salah satunya spin off IndiHome ke Telkomsel.
IDXChannel - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berkomitmen untuk mendukung digitalisasi di Indonesia. Hal itu bertujuan untuk mengeruk potensi ekonomi digital yang diproyeksikan nilainya cukup besar seiring berkembangnya teknologi.
Perusahaan konsultan manajemen global, Kearney mencatat ekonomi digital Indonesia memiliki nilai terbesar di Asia Tenggara dengan perkiraan USD77 miliar pada 2022 atau mengalami kenaikan 22 persen dari tahun sebelumnya. Namun ke depannya, penetrasi internet yang makin meluas bakal membuat nilai ekonomi digital bakal lebih besar lagi.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia bisa dikuasai oleh pemain dari luar negeri apabila industri di dalam negeri tidak cukup siap menghadapi disrupsi teknologi tersebut.
Saat ini, Ririek menjelaskan, perseroan telah memiliki tiga domain bisnis yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi di Indonesia. Seperti Digital Connecitivity, Digital Platform, dan Digital Services.
"Kita harapkan ini bisa membantu instansi pemerintah maupun UMKM untuk menjadi bagian memanfaatkan digital ekonomi Indonesia, tanpa itu semua pasar kita akan dikuasai oleh pemain diuar," ujar Ririek dalam wawancara khusus bersama MNC Portal, Senin (5/6/2023).
Ririek menjelaskan, pada digital connectivity, Telkom memiliki infrastruktur darat, laut, dan udara. Kehadiran infrastruktur tersebut diharapkan mampu menyebarkan akses internet yang luas ke seluruh Indonesia.
"Ini kita menghubungkan jaringan tersier, berbagai titik di Indonesia termasuk di daerah-daerah," sambungnya.
Pada Digital Platform, Telkom memiliki berbagai platform, seperti data center, big data, AI dan lainnya yang dapat mendukung digitalisasi di sector vertical dan horizontal. Penetrasi pengguna internet di Indonesia yang terus tumbuh akan sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan data center.
Saat ini, perseroan telah memiliki setidaknya 32 data center yang terdiri dari 5 data center global dan 3 Enterprise Data Center yang berada di Sentul, Serpong, dan Surabaya dengan klasifikasi tier 3 dan 4. Di samping itu, terdapat 1 Hyperscale Data Center (Cikarang) dan 23 neuCentrIX yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
"Data center ini sebenarnya ada dua tujuan utama. Pertama memang bisnis data center ini lebih besar, itu bisa berkontribusi sekitar 30% (terhadap pendapatan). Namun tidak hanya di revenue tetapi juga di valuasi," lanjut Ririek.
Pada Digital Services, Telkom memiliki beragam produk dan layanan yang mampu melayani kebutuhan sector B2B dan B2C. Pengguna internet yang ke depannya bakal meningkat membuat perseroan harus lebih memfokuskan bisnisnya agar dapat melayani masyarakat secara optimal.
Ririek menerangkan, dengan menggabungkan IndiHome ke Telkomsel, maka Telkom akan fokus untuk menangani usaha B to B (Business to Business), sedangkan Telkomsel akan fokus melayani B to V (Business to Consumer).
Menurutnya, saat ini keputusan tersebut sudah disetujui oleh para pemenang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2022. Sehingga dapat dipastikan per 1 Juli bakal menjadi hari pertama IndiHome Gabung dengan Telkomsel.
"Indonesia ini kita yakini negara yang bakal besar pertumbuhan ekonominya, terutam pada digital ekonomi. Jadi kita punya tiga pilar itu untuk mendorong digitalisasi dan meningkatkan digital ekonomi," pungkas Ririek.
(FAY)