MARKET NEWS

Kalbe Farma (KLBF) Alokasikan Belanja Modal Rp1 Triliun, Buat Apa Saja?

Cahya Puteri Abdi Rabbi 17/05/2024 08:36 WIB

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun pada 2024.

Kalbe Farma (KLBF) Alokasikan Belanja Modal Rp1 Triliun, Buat Apa Saja? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun pada 2024.

Dana tersebut untuk penambahan kapasitas dan pemeliharaan di sejumlah fasilitas milik perseroan.

“Kami percaya bahwa sektor kesehatan ke depan akan positif, jadi kami investasi untuk terus mendorong pertumbuhan,” kata Direktur KLBF, Kartika Setiabudy saat konferensi pers di Kalbe Innovation Center Jakarta pada Kamis (16/5/2024).

Kartika menjelaskan, dana capex berasa dari kas internal perseroan yang dalam kondisi baik. Sementara itu, hingga kuartal pertama 2024, realisasi capex perseroan masih di bawah Rp200 miliar.

“Kami akan gunakan untuk pengembangan proyek yang sampai saat ini sudah berjalan sesuai rencana,” imbuh Kartika.

Sebagai informasi, pada Februari lalu, KLBF melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF) sedang dalam proses pembangunan fasilitas produksi radioisotop dan  radiofarmaka khususnya Fluorodeoxyglucose (FGD) untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker.

Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) ini sangat diperlukan untuk menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.

PET/CT-Scan merupakan pemeriksaan pencitraan medis tingkat lanjut yang memberikan informasi mendetail tentang fungsi organ atau sistem dalam tubuh, khususnya untuk mendeteksi adanya penyakit kanker.  Dibandingkan MRI scan atau CT scan saja, PET-CT scan atau PET-MRI scan dapat memberikan lebih banyak informasi untuk penentuan tahap kanker.

Pemeriksaan PET-CT membutuhkan dengan ketersediaan radiofarmaka FDG (Fluorodeoxyglucose). Sayangnya, fasilitas produksi produk radioisotop dan radiofarmaka dalam negeri yang tersertifikasi masih terbatas, hal ini yang mendorong perseroan membangun fasilitas produksi tersebut.

(DES)

SHARE