MARKET NEWS

Kalbe Farma (KLBF) Kantongi Penjualan Rp22,56 T, Kontributor Terbesar dari Distribusi

Tim IDXChannel 28/11/2023 15:45 WIB

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan penjualan bersih sebesar Rp22,56 triliun hingga September 2023.

Kalbe Farma (KLBF) Kantongi Penjualan Rp22,56 T, Kontributor Terbesar dari Distribusi

IDXChannel - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan penjualan bersih sebesar Rp22,56 triliun hingga September 2023. Capaian ini meningkat 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar Rp2,06 triliun per kuartal III-2023. Ini menurun 16,9% dibandingkan periode yang sama 2023 akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pascapandemi. 

Chief Financial Officer KLBF Kartika Setiabudy mengatakan, meski menghadapi kondisi pasar yang menantang, perseroan meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.

"Kami meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pascapandemi, kami berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen, dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (28/11/2023).

KLBF, dia menjelaskan, menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat.

Perseroan terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga
efisiensi biaya operasional. Perseroan juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja dan ekspansi. 

"Perseroan terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Secara berkelanjutan, dia menambahkan, perseroan berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional, meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, memperluas ekosistem layanan kesehatan serta pengembangan peralatan medis. 

Untuk memperluas jangkauan distribusi, perseroan menghadirkan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi dan logistik. Perseroan juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, mendorong transformasi digital, serta mempertahankan efisiensi biaya operasional.

Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per Divisi, Divisi Obat Resep perseroan membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4% menjadi Rp5,79 triliun dari Rp4,406 triliun di sembilan bulan pertama 2022, serta menyumbang 25,7% dari total penjualan bersih perseroan.

Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2% menjadi Rp8,006 triliun, dari Rp7,758 triliun, serta menyumbang 35,5% terhadap total penjualan bersih perseroan. 

Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp5,895 triliun, tumbuh 2,5% dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya dan menyumbang 26,1% dari total penjualan bersih Kalbe. 

Namun Divisi Produk Kesehatan mengalami penurunan pendapatan sebesar 12,1% dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2022 menjadi Rp2,869 triliun, dengan kontribusi sebesar 12,7% terhadap total penjualan bersih perseroan. Ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan.

Meski demikian, KLBF berhasil mempertahankan pangsa pasar produk-produk perseroan serta terus menjaga efisiensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. 

Laba usaha mencapai Rp2,715 triliun di sembilan bulan pertama 2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 12%. Laba per saham mencapai Rp44,39 di sembilan bulan pertama 2023, turun 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 5%-7% dan tetap tumbuh di atas pasar. Di samping itu, proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham adalah sekitar -15% hingga -12%.

"Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, perseroan berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio," tuturnya.

Perseroan, kata dia, juga mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp1triliun, yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%- 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.

Optimisme perseroan untuk tumbuh mendorong Perseroan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan. Perseroan berupaya mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan. 

Melalui sinergi ABGC (Akademisi, Business, Government dan Komunitas), perseroan terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perseroan. 

Di lain pihak, perseroan terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan, akusisi atau bentuk kolaborasi lainnya. 

Perusahaan memperkuat kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), melanjutkan proses integrasi PT Kalventis Sinergi Farma untuk memperkuat Divisi Obat Resep serta memperkuat pasar ekspor melalui anak perusahaan patungan seperti Global Starway Synergy Co., Ltd di China serta Kalbe Ecossential International Inc. di Filipina.

(RNA)

SHARE