Kejar Target Penurunan Emisi CO2, Begini Strategi Semen Indonesia (SMGR)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat ada 12,362 juta ton sampah yang tidak terkelola.
IDXChannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG menegaskan komitmennya dalam segala upaya pelestarian lingkungan melalui beragam program kerja perusahaan.
Salah satunya dengan menetapkan target capaian penurunan emisi karbondioksida (CO2), yang diantaranya dilakukan dengan menerapkan pemakaian energi alternatif.
Upaya tersebut coba disinergikan dengan upaya pemerintah dalam mengatasi membeludaknya volume sampah di wilayah perkotaan, bahkan di level nasional secara keseluruhan.
Pada 2022 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat ada 12,362 juta ton sampah yang tidak terkelola.
"Karenanya, diperlukan peran aktif semua pihak dalam membantu mengatasi persoalan tersebut. Sejauh ini SIG berpartisipasi aktif dalam mengatasi persoalan sampah kota, melalui prinsip ekonomi sirkular, dengan mengkonversi sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF)," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Sabtu (12/8/2023).
Menurut Vita, solusi ini tidak hanya membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah, tapi juga membantu perusahaan dalam mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan,
Vita menjelaskan, pemanfaatan RDF merupakan salah satu inisiatif strategis yang diambil oleh SIG terkait Perlindungan Terhadap Lingkungan dalam Sustainability Road Map SIG.
Selain itu, upaya tersebut juga dilakukan dalam rangka mewujudkan target perusahaan dalam merealisasikan penurunan emisi karbondioksida (CO2).
Vite mengungkap, pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif telah diterapkan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Pabrik Narogong dan Pabrik Cilacap.
Sejak 2020 hingga 2022 lalu, total pemanfaatan RDF di dua pabrik tersebut telah mencapai 76 ribu ton, yang berasal dari TPST Bantargebang, RDF Plant Jeruklegi Cilacap dan TPST Wangon Banyumas.
Di Kabupaten Cilacap, SBI tidak hanya memanfaatkan RDF hasil produksi RDF Plant Jeruklegi milik Pemkab Cilacap, tetapi juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Sejak diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, pada 21 Juli 2020, fasilitas RDF Cilacap kini mampu mengolah 160 ton sampah per hari untuk menghasilkan sekitar 70 ton RDF per hari.
Jumlah ini berpotensi dapat menggantikan 40 ton batu bara per hari.
"Pengelolaan sampah secara berkelanjutan merupakan upaya SIG dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman, sekaligus memberikan manfaat ekonomi," tutur Vita.
Melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif, Vita menyebut ketergantungan pada sumber energi fosil dapat ditekan, sumber daya alam dapat dilestarikan dan emisi gas karbon dapat diturunkan.
Selain RDF, SIG juga memanfaatkan sumber bahan bakar alternatif lainnya yang berasal dari biomassa dan limbah industri.
Rangkaian inisiatif SIG dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini telah mendukung Perusahaan mencapai target penurunan emisi CO2.
Lebih lanjut, Vita menyampaikan bahwa komitmen SIG terhadap upaya pelestarian lingkungan semakin mantap dengan kehadiran layanan waste management bernama Nathabumi.
Nathabumi memberikan layanan pengelolaan limbah industri baik B3 maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran.
Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi dilakukan dengan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan melalui metode co-processing.
"Teknologi yang dimiliki oleh Nathabumi merupakan solusi jangka panjang untuk membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah. Sejak tahun 2010 hingga 2022, Nathabumi telah mengelola 5,7 juta ton limbah dan sampah," tegas Vita. (TSA)