Kembali Bertenaga Usai Gertakan OPEC, Pasar Pede Minyak akan Bulish
Harga minyak kembali bertenaga dalam perdagangan Rabu (24/5/2023).
IDXChannel - Harga minyak kembali bertenaga dalam perdagangan Rabu (24/5/2023).
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,04%, menjadi USD77,72 per barel pada 08.57 WIB. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 88 sen, atau 1,23%, menjadi USD73,81 per barel. (Lihat grafik di bawah ini.)
WTI dan brent melonjak untuk sesi ketiga berturut-turut ke level tertinggi dalam tiga minggu. Ini dipicu komentar peringatan dari menteri energi Arab Saudi yang memicu kekhawatiran pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut dan kekhawatiran jumlah cadangan.
Gertakan OPEC dan Jumlah Cadangan Turun
Pemerintah Arab Saudi melalui pernyataan Pangeran Abdulaziz bin Salman pada Selasa (23/5/2023) memperingatkan para spekulan untuk berhati-hati.
Statemen ini dianggap oleh para analis sebagai sinyal bahwa OPEC+ dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni.
"Para spekulan akan selalu ada. Saya terus mengatakan bahwa mereka akan merasa kesakitan. Saya tidak perlu menunjukkan kartu saya karena saya bukan pemain poker. Saya hanya akan memberitahu mereka untuk bersiap-siap," katanya dalam Forum Ekonomi Qatar yang diselenggarakan oleh Bloomberg, dilansir dari Reuters.
Para spekulan bertaruh harga minyak akan jatuh. Ketika OPEC+ secara tak terduka memangkas produksi pada April, mereka terpaksa mengalami kerugian.
Sementara itu, harapan kenaikan harga minyak juga datang datang dari kondisi di Amerika Serikat (AS). Data industri negeri Paman Sam menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sekitar 6,8 juta barel pekan lalu.
Ini lebih rendah dari perkiraan kenaikan 0,525 juta. Adapun persediaan bensin juga turun sekitar 6,4 juta, sedangkan persediaan minyak sulingan turun sekitar 1,8 juta.
Data tersebut muncul menjelang liburan hari peringatan yang secara tradisional menandai dimulainya puncak perjalanan musim panas AS.
Di sisi lain, investor terus memantau negosiasi plafon utang di AS karena hanya ada sedikit indikator kemajuan yang dibuat bahkan ketika risiko gagal bayar yang diperkirakan pada awal Juni membayangi.
Analis Minyak Optimis
Bulan lalu, analisis yang dibuat oleh Oilprice. com melaporkan bahwa banyak pakar energi yang semakin pesimis melihat pasar minyak yang bearish terhadap prospek harga.
Sepertinya, saat ini para pakar tengah berbalik arah di mana para ekonom minyak menjadi lebih bullish bahkan saat pasar secara keseluruhan menjadi lebih bearish.
Hal ini terlihat dari laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang menerbitkan laporan neraca minyak bulanannya pada Mei, sekitar seminggu setelah laporan serupa dirilis oleh Administrasi Informasi Energi (EIA) AS dan Sekretariat OPEC.
Pakar komoditas di Standard Chartered (StanChart) juga telah membuat peta perubahan perkiraan permintaan. Dalam laporan tersebut, juga memberikan gambaran permintaan yang positif, dengan sebagian besar perkiraan untuk kuartal 2023 dan rata-rata tahunan bergerak lebih tinggi selama kedua periode waktu tersebut.
Menariknya, revisi bulish yang lebih kuat terhadap pasar minyak datang dari proyeksi StanChart dan EIA, sementara proyeksi bullish oleh IEA dan OPEC justru cenderung tidak berubah secara signifikan.
Seperti yang telah kami tunjukkan sebelumnya, sulit untuk menemukan pembenaran yang tepat untuk pertumbuhan bearish di pasar minyak.
Menurut IEA, konsumsi minyak global tetap berada di jalur yang meningkat sebesar 2 juta barel per hari sepanjang tahun ini ke level tertinggi sepanjang masa yakni 101,9 juta barel hari.
Persediaan secara bertahap semakin ketat dan akan semakin menipis karena OPEC+ tetap akan menerapkan pengurangan produksi baru.
Persediaan minyak mentah tercatat turun di bawah rata-rata dalam lima tahun untuk pertama kalinya tahun ini. Pekan lalu, permintaan bensin tersirat naik 992 ribu barel per hari level tertinggi 15 bulan di 9,511 juta barel per hari.
StanChart juga memperkirakan bahwa pemotongan OPEC+ pada akhirnya akan menghilangkan surplus di pasar minyak global pada awal tahun.
Menurut para analis, surplus minyak yang besar mulai meningkat pada akhir 2022 dan meluas ke kuartal pertama tahun ini. Analis memperkirakan bahwa persediaan minyak saat ini 200 juta barel lebih tinggi dari pada awal 2022 dan 268 juta barel lebih tinggi dibanding Juni 2022.
Namun, para analis optimis bahwa peningkatan cadangan minyak selama dua kuartal terakhir tahun ini akan habis pada November jika pemotongan dipertahankan sepanjang tahun. Ini yang diharapkan dapat mendorong harga minyak kembali ke performa terbaiknya pada 2023. (ADF)