MARKET NEWS

Kembali Ditutup Melemah, Rupiah Hari Ini Tembus Rp16.100 per USD

Anggie Ariesta 17/12/2024 16:25 WIB

Nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 99 poin atau 0,62 persen ke level Rp16.100 per dolar AS (USD).

Kembali Ditutup Melemah, Rupiah Hari Ini Tembus Rp16.100 per USD. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 99 poin atau 0,62 persen ke level Rp16.100 per dolar AS (USD). Padahal sehari sebelumnya terapresiasi Rp16.001 per USD.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu pasar menunggu keputusan suku bunga dari bank sentral utama akhir pekan ini.

"Sementara data ekonomi China yang lemah yang dirilis sehari sebelumnya mengikis sentimen risiko. Selain pertemuan Fed, keputusan suku bunga dari Jepang dan Indonesia, menjadi fokus minggu ini," ujar Ibrahim dalam risetnya, Selasa (17/12/2024).

Dalam pertemuan The Fed minggu ini, bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi juga menandai laju pemotongan yang lebih lambat untuk tahun 2025. Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan Fed di masa mendatang telah menimbulkan keraguan pasar.

Kemudian, Bank of Japan (BOJ) juga disebut kemungkinan akan mempertahankan suku bunga, berbeda dengan ekspektasi sebelumnya tentang kenaikan. Sedangkan, Bank Indonesia (BI) akan memutuskan suku bunga utamanya pada hari Rabu besok.

Selain itu, harga rumah turun sebesar 5,7 persen tahun-ke-tahun pada November, menyusul penurunan 5,9 persen pada Oktober, yang menyoroti tantangan yang sedang berlangsung di sektor real estat. Perlambatan penjualan ritel mencerminkan permintaan domestik yang rapuh.
 
Selain itu, peningkatan moderat dalam output industri menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur tidak cukup kuat untuk secara signifikan meningkatkan permintaan komoditas.

Dari sentimen domestik, pemerintah resmi mengumumkan paket kebijakan insentif fiskal kepada masyarakat, sebagai kompensasi kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat masih akan dibebaskan PPN. Selain itu, ada barang/jasa lain yang diberikan insentif meski dikenai PPN 12 persen .

"Setidaknya ada 12 insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk tahun depan. Belasan kebijakan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu insentif untuk masyarakat berpendapatan rendah, insentif untuk kelas menengah, dan insentif untuk UMKM/wirausaha/industri," kata Ibrahim.

Selain itu, kata dia, Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD423,4 miliar atau setara Rp6.774 triliun (asumsi kurs Rp16 ribu/USD). Angka ini turun USD5,1 miliar, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar USD428,5 miliar.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk besok diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.080-Rp16.170 per dolar AS," kata dia.

(Dhera Arizona)

SHARE