Kembali Perkasa, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.923 per USD
Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2024) ditutup menguat 104 poin ke level Rp15.923 per USD.
IDXChannel - Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2024) ditutup menguat 104 poin ke level Rp15.923 per USD. Padahal sebelumnya ditutup di level Rp16.027 per USD.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka pada level Rp15.940 per USD.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar AS didorong inflasi indeks harga konsumen dan CPI inti bulan ke bulan lebih rendah dari perkiraan untuk April 2024.
“Data tersebut, yang juga diikuti oleh data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan, meningkatkan harapan bahwa inflasi akan semakin menurun dalam beberapa bulan mendatang, memberikan kepercayaan diri yang lebih besar kepada The Fed untuk mulai memangkas suku bunga,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Hal ini menyebabkan para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, yang kemungkinannya meningkat menjadi hampir 54% dari 49% pada minggu lalu, menurut alat CME Fedwatch.
Namun, angka CPI masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, sementara sejumlah pejabat The Fed juga memperingatkan selama seminggu terakhir bank sentral perlu lebih diyakinkan bahwa inflasi sedang turun.
Selain itu, China terpukul oleh Washington yang mengenakan tarif perdagangan yang lebih ketat pada industri-industri utama China, seperti kendaraan listrik, obat-obatan, dan teknologi tenaga surya.
Beijing mengancam akan membalas tindakan tersebut. Walaupun perang dagang kembali memanas, namun pasar optimistis atas stimulus fiskal yang lebih besar di China, serta meningkatnya dukungan terhadap pasar properti.
Beijing mengatakan akan memulai penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (USD138 miliar) pada minggu ini, sementara beberapa kota besar juga melonggarkan pembatasan pembelian rumah untuk mendukung pasar properti.
Data produksi industri dan penjualan ritel China, yang akan dirilis pada hari Jumat, kini ditunggu sebagai petunjuk lebih lanjut mengenai importir tembaga terbesar di dunia tersebut.
Dari sentimen domestik, kata Ibrahim, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2024 menurun.
Posisi ULN Indonesia pada kuartal I-2024 tercatat sebesar USD403,9 miliar atau setara Rp6.489 triliun (asumsi kurs Rp16.070 per dolar AS), turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal IV-2023 yang sebesar USD408,5 miliar atau Rp6.563 triliun.
Penurunan posisi utang luar negeri ini bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,02 persen year on year (yoy), setelah tumbuh 3,0 persen yoy pada kuartal sebelumnya.
ULN pemerintah juga mencatat penurunan. Posisi ULN pemerintah pada kuartal I-2024 tercatat sebesar USD192,2 miliar atau Rp3.088 triliun, turun dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar USD196,6 miliar atau Rp3.158 triliun.
Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9 persen yoy, setelah tumbuh 5,4 persen yoy pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.960-Rp16.090.
(YNA)