MARKET NEWS

Kemenko Marves Sebut Implementasi ESG Tak Buat Rugi Perusahaan, Bagian dari Investasi

Tangguh Yudha 14/08/2024 16:55 WIB

Kemenko Marves menyatakan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) tidak akan membuat rugi perusahaan, justru hal itu bagian dari investasi.

Kemenko Marves Sebut Implementasi ESG Tak Buat Rugi Perusahaan, Bagian dari Investasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, menyatakan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) tidak akan membuat rugi perusahaan.

Menurutnya, hal itu justru bagian dari investasi jangka panjang yang akan membuat perusahaan resisten terhadap petaka akibat adanya perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan, dan membuat kondisi perekonomian berubah drastis.

Dalam acara "ESG 2024 Conference: Optimizing ESG to Drive Sustainable Business and Value Creation" yang digelar IDX Channnel di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/8/2024), Rachmat menyebut implementasi ESG dalam aktivitas bisnis merupakan suatu keharusan.

Terlebih bagi negara seperti Indonesia, yang mana isu perubahan iklim menjadi sesuatu yang sangat kritikal dan bisa berdampak pada stabilitas ekonomi, mengingat Indonesia merupakan negara yang sangat bergantung pada energi yang dipasok dari luar negeri.

"ESG kadang-kadang kita nilai sebagai suatu biaya, tapi sebenarnya ke depan bisa jadi suatu investasi. Karena dampak-dampak ekonominya akan menjadi lebih mahal lagi kalau kita tidak terapkan dari sekarang," kata Rachmat.

"Buat Indonesia sendiri tentunya perubahan iklim menjadi sesuatu yang sangat kritikal, bisa berdampak dari sisi ekonomi. Kalau kita enggak berenergi transisi, kondisi ekonomi kita akan bisa terganggu. Barang-barang kita, kalau kita enggak berubah nanti akan menjadi lebih mahal," ujar dia menambahkan.

Lebih lanjut dia mengatakan penerapan ESG yang selaras dengan pelestarian lingkungan dan juga transisi energi mutlak dilakukan oleh negara seperti Indonesia. Bukan tanpa alasan, jika hal tersebut diabaikan, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan masuk ke jurang kehancuran.

"Alangkah berbahayanya negara sebesar Indonesia kalau kita bergantung terhadap energi yang diimpor dari luar negeri. Saat ini kita impor 60 persen bahan bakar minyak (BBM) untuk kita pakai buat transportasi, jadi ini juga menjadi risiko," ujarnya.

(Febrina Ratna)

SHARE