MARKET NEWS

‘Kesetrum’ Efek Xi Jinping, Indeks Hang Seng Anjlok 6 Persen

Melati Kristina - Riset 24/10/2022 16:55 WIB

Indeks saham Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite kompak anjlok pada Senin (24/10) di tengah naiknya Xi Jinping sebagai Presiden untuk ketiga kalinya.

‘Kesetrum’ Efek Xi Jinping, Indeks Hang Seng Anjlok 6 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Hang Seng Hong Kong rontok bersama harga saham di negara tirai bambu tersebut di tengah kembali berkuasanya Presiden Xi Jinping untuk masa jabatannya yang ketiga.

Melansir data Bloomberg, Hang Seng Hong Kong diperdagangkan pada level terendah terhadap S&P 500 sejak 2001 lalu.

Adapun pada Senin (24/10) pukul 15.45 WIB, Indeks Hang Seng Hong Kong merosot hingga 6,36 persen menjadi HKD15.180,690 di tengah ramainya aksi jual investor asing setidaknya dalam satu dekade terakhir.

Selain itu, Indeks Shanghai Composite turun hingga 2,02 persen pada periode yang sama.

Menyusul ambruknya indeks saham Hongkong dan Shanghai, berbagai harga saham di negara tersebut ikut anjlok. Di sektor teknologi misalnya, saham Alibaba Group Holding Ltd jatuh di minus 11,42 persen menjadi HKD61,65.

Melansir Google Finance di periode yang sama, saham Tencent Holdings Ltd juga merosot hingga 11,43 persen menjadi HKD206,20. Sedangkan Longfor Group Holdings Ltd, pengembang asal China sahamnya juga ambles hingga 15,08 persen menjadi HKD16,22.

Di sektor perbankan, saham bank Standard Chartered juga ikut terkontraksi 1,01 persen menjadi HKD48,90. Sedangkan saham bank lainnya, yakni Bank of China Ord Shs A juga turun hingga minus 0,33 persen menjadi HKD3,06.

Kendati saham bank ikut merosot di tengah amblesnya indeks saham Hong Kong dan Shanghai, saham perbankan HSBC justru mampu tumbuh positif hingga 2,25 persen menjadi HKD27,22.

Ambruknya indeks saham Hong Kong dan Shanghai terjadi ditengah menguatnya saham Asia-Pasifik. Sebut saja indeks Nikkei 225 Jepang yang menguat hingga 0,31 persen.

Sementara di Bursa Indonesia (BEI), indeks saham menguat hingga 0,50 persen. Sedangkan Strait Times Index Singapura stagnan di angka 0 persen.

Xi Jinping Kembali Menjabat hingga Ekonomi China Melemah

Terkontraksinya indeks saham di Shanghai dan Hongkong bersama sejumlah saham emiten di negara tersebut sebagai dampak kembali naiknya Xi Jinping sebagai Presiden China.

Melansir SCMP, Xi kembali menjabat sebagai Presiden China untuk yang ketiga kali yang melanggar tradisi sebagai bos Partai Komunis setelah Kongres Nasional ke-20 pada akhir pekan lalu.

Di kesempatan tersebut, Presiden Xi Jinping turut memperkenalkan tim baru untuk masa jabatan ketiganya.

Sebagaimana dikutip dalam SCMP, analis BofA Securities, Helen Qiao mengungkapkan kepemimpinan baru tersebut menunjukkan lebih banyak konsentrasi dalam pengambilan keputusan teratas.

“Beberapa investor mungkin khawatir tentang kurangnya checks and balancesdan risiko potensi kesalahan dalam menerapkan kebijakan yang dapat mengguncan perekonomian China kedepannya,” kata Helen Qiao, dilansir dari SCMP.

Sementara laporan pemerintah pada Senin (24/10) menunjukkan, ekonomi China masih tumbu 3,9 persen pada kuartal terakhir, lebih tinggi dari konsensus pasar yakni 3,3 persen.

Adapun sektor penjualan ritel juga tercatat naik hingga 2,5 persin meskipun lebih lambat dari proyeksi pada September lalu.

Dilansir dari Bloomberg, menurut sejumlah data ekonomi China per Senin (24/10), perekonomian China menunjukkan pemulihan yang beragam.

Di kuartal III-2022, eknomi China tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan. Sedangkan aktivitas industri membaik meskipun dihambat oleh pembatasan Covid hingga penurunan di sektor properti.

Sementara mata uang Yuan, justru mengalami pelemahan. Melansir Bloomberg, Yuan melemah hingga 0,5 persen menjadi 7,2590 per USD.

Ambruknya indeks saham negara tersebut diiringi pelemahan mata uangnya merupakan sebuah teguran keras bagi pemerintah China, terutama kepemimpinan Presiden Xi Jinping. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE