Ketidakpastian Pasar Berlanjut, Investasi Jangka Panjang Jadi Pilihan Aman
Tekanan geopolitik hingga perang dagang dinilai masih berdampak signifikan terhadap pasar modal RI.
IDXChannel - Tekanan geopolitik hingga perang dagang dinilai masih berdampak signifikan terhadap pasar modal RI.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menjelaskan bahwa pasar memiliki kecenderungan untuk pulih setelah mengalami koreksi.
Dalam hal ini, strategi investasi jangka panjang masih relevan dan efektif bagi investor menghadapi fluktuasi harga saham akibat situasi yang tidak menentu.
Pendekatan investasi jangka panjang perlu dipahami oleh investor ritel yang ingin menumbuhkan portofolio secara berkelanjutan.
“Dalam kondisi pasar yang bergejolak, wajar jika muncul keraguan seperti. Apakah saya berinvestasi di waktu yang tepat? atau Haruskah saya keluar sebelum koreksi memburuk? Namun jika dilihat kilas baliknya, sejarah menunjukkan bahwa meskipun koreksi pasar kerap terjadi saat krisis, pasar cenderung pulih seiring waktu,” ujar Fanny di Jakarta, Senin (7/7/2025).
Fanny mencontohkan, pada krisis keuangan 2008, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi 58 persen dari posisi tertingginya. Namun kembali naik 77 persen dalam enam bulan dan 113 persen dalam 12 bulan setelah mencapai titik terendah.
Hal serupa terjadi pada saat taper-tantrum 2013 dan pandemi Covid-19.
Dia menambahkan, strategi jangka panjang tetap layak dipertahankan karena berlandaskan pada tiga hal utama yakni kekuatan fundamental emiten, konsistensi dan diversifikasi, serta pemanfaatan momentum saat volatilitas pasar meningkat.
“Harga saham dalam jangka pendek memang sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar. Namun untuk jangka panjang, faktor utama yang menentukan arah kinerja saham adalah kualitas bisnis perusahaan itu sendiri,” tutur Fanny.
Menurutnya, investor perlu fokus pada pertumbuhan laba, efisiensi operasional, prospek bisnis ke depan, serta posisi daya saing perusahaan dibandingkan kompetitor sejenis.
Selain itu, Fanny menekankan pentingnya strategi dollar-cost averaging sebagai salah satu metode agar investor tetap konsisten, bahkan di tengah kondisi pasar yang tidak pasti.
Strategi ini juga disarankan digabung dengan diversifikasi portofolio ke berbagai sektor, baik defensif seperti konsumer maupun siklikal seperti energi dan komoditas.
Volatilitas pasar, menurutnya justru menciptakan peluang membeli saham berkualitas dengan valuasi menarik bagi investor yang berorientasi jangka panjang.
“Dalam investasi, kunci keberhasilan bukan terletak pada satu waktu terbaik, tetapi pada seberapa lama dan konsisten seorang investor bertahan di pasar,” kata Fanny.
(DESI ANGRIANI)