MARKET NEWS

KFC Indonesia (FAST) Sebut Restoran di Aceh hingga Jabar Paling Terdampak Boikot

Rahmat Fiansyah 29/11/2024 16:05 WIB

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menyatakan, kinerja operasional dan keuangan perseroan terdampak seruan boikot.

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menyatakan, kinerja operasional dan keuangan perseroan terdampak seruan boikot. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) selaku pemegang lisensi KFC dan Tacobell di Indonesia menyatakan, kinerja operasional dan keuangan perseroan terdampak seruan boikot produk terafiliasi AS dan Israel sejak akhir 2023.

Direktur FAST, Wachjudi Martono mengatakan, seruan boikot tersebut berdampak pada perseroan karena produk yang dijual memang berasal dari Amerika. Padahal, KFC tidak masuk dalam daftar produk boikot yang dirilis oleh BDS.

"Tapi impact-nya terhadap produk-produk Amerika karena kita KFC produk Amerika kita sangat terdampak. Contohnya daerah-daerah yang paling terdampak seperti Jawa Barat, khususnya Bandung, kemudian Aceh, Padang, Pekanbaru," katanya dalam Public Expose secara virtual, Jumat (29/11/2024).
 
Dia mengungkapkan, perseroan telah menutup 47 restoran pada tahun ini dengan rincian di Pulau Jawa 39 restoran, Pulau Sumatera 4 restoran,  Sulawesi 3 restoran, dan satu restoran di area Bali, NTB, dan NTT.

Penutupan restoran juga berdampak pada jumlah karyawan perseroan yang menyusut. Dalam satu tahun terakhir, jumlah karyawan KFC Indonesia berkurang 2.000 orang menjadi 13.715 karyawan per 30 September 2024.

Saat ini, FAST tercatat mengoperasikan 715 restoran. Dia mengatakan, jumlah restoran yang dikelola FAST dalam 10 tahun terakhir dinamis. Pada tahun ini, FAST juga telah membuka tiga restoran baru.

"Pada April 2024, kami membuka satu gerai di MERR Surabaya, Mei 2024 itu di Paramount Petal, dan untuk Juli 2024 kita membuka satu KFC lagi di BOX Jagakarsa Jakarta," ujarnya.

Wachjudi menjelaskan, model bisnis KFC mengandalkan tiga pilar, yakni people, service, dan asset, sehingga pembukaan restoran baru untuk mendongkrak penjualan. Namun, dia menilai, situasi saat ini cukup menantang karena berbagai faktor mulai dari dampak pandemi Covid-19 hingga seruan boikot membuat manajemen mengatur ulang strategi.

Oleh karena itu, FAST akan mengedepankan realignment dengan fokus pada restoran berkualitas, termasuk merelokasi restoran ke lokasi-lokasi yang berpotensi mendatangkan penjualan. Dia mengatakan, penutupan sekaligus pembukaan restoran ke depan akan terus terjadi.

"Jadi masih akan terjadi penutupan (restoran), tapi lebih bersifat relokasi ke tempat yang lebih baru," ujarnya.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE