Khawatir Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Saham Asia Tergelincir
Saham Asia tergelincir pada Kamis (8/6/2023) setelah kejutan Bank of Canada secara mengejutkan menaikkan suku bunga.
IDXChannel - Saham Asia tergelincir pada Kamis (8/6/2023) setelah kejutan Bank of Canada secara mengejutkan menaikkan suku bunga.
Dilansir dari Reuters, langkah bank sentral Kanada memunculkan kembali kekhawatiran bahwa suku bunga Amerika Serikat (AS) bisa lebih tinggi dan Federal Reserve tetap hawkish ketika bertemu minggu depan.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,53%, sementara Nikkei Jepang naik 0,08%. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,09%.
Bank of Canada (BoC) mengejutkan pasar pada Rabu dengan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 4,75%. Pasar memperkirakan kenaikan lain bulan depan untuk menahan ekonomi yang terlalu panas dan inflasi yang sangat tinggi.
"Dewan Komisaris tampaknya merasa bahwa ketahanan ekonomi memungkinkannya untuk lebih agresif dalam mengendalikan inflasi," kata Ryan Brandham, kepala pasar modal global, Amerika Utara di Validus Risk Management.
Sebelum Kanada, bank sentral Australia juga mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga awal pekan ini. Reserve Bank of Australia juga memperingatkan lebih banyak kenaikan suku bunga untuk meredam tekanan harga yang meningkat.
Dua bank sentral berturut-turut bersikap hawkish, meningkatkan risiko adanya kejutan dari The Fed minggu depan, kata ahli strategi Saxo Markets dalam sebuah catatan.
Pasar meyakini peluang 68% bahwa The Fed mempertahankan suku bunga minggu depan, turun dari 78%.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku pada pertemuan 13-14 Juni. Lebih dari 90% ekonom, 78 dari 86, yang disurvei selama 2-7 Juni mengatakan Komite Pasar Terbuka Federal akan mempertahankan tingkat dana federal pada 5,00%-5,25%.
Saham China tergelincir 0,3%, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,57%.
Data pada Rabu menunjukkan ekspor Mei di China merosot 7,5% YoY, penurunan terbesar sejak Januari dan jauh di bawah penurunan 0,4% yang diperkirakan analis. (WHY)