Khawatir Varian Delta Mengganas, Bursa Asia Masih Betah Bertahan Disusul Penurunan Wall Street
Bursa saham Asia kembali melaju saat dibuka bertahan mendekati posisi terendahnya tahun ini
IDXChannel - Bursa saham Asia kembali melaju saat dibuka bertahan mendekati posisi terendahnya tahun ini, Rabu (18/8/2021) menyusul penurunan Wall Street semalam yang dipicu kekhawatiran dampak ekonomi terhadap laju penyebaran varian delta.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tercatat naik 0,19% setelah merosot selama lima sesi terakhir dan mulai rebound di atas posisi terendah tahun ini yang berada pada Juli 2021.
Indeks blue chip China / Shanghai Composite naik 0,38%, Nikkei Jepang melaju 0,57%, sedangkan indeks Taiwan melemah -1,09%.
Selanjutnya STI Singapura meroket 1,05% dan HSI Hong Kong menguat 0,63%. Namun, berbeda dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia yang sedang bertahan melemah -0,46%, hingga pukul 10:03 WIB.
"Jalan menuju puncak bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua atau ketiga benar-benar penuh perjuangan," kata Kerry Craig, ahli stratego pasar global di JPMorgan Asset Management, dilansir Reuters, Rabu (18/8/2021).
China pada Senin lalu melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nya sebesar 7,9% (YoY) pada kuartal kedua. Persentase ini berada di bawah perkiraan 8,1% menurut jajak pendapat ekonom Reuters.
Semalam Wall Street berguguran setelah rilis penjualan ritel Amerika Serikat (AS) jauh berada di bawah ekspektasi dan nilai valuasi yang semakin melebar. S&P 500 melemah 0,71% setelah sempat menguji rekor tertingginya Senin lalu.
"Investor berupaya menyeimbangkan pembukaan kembali ekonomi karena naiknya tingkat vaksinasi, dengan juga melihat efek varian delta yang menyebar. Itu tercermin dalam perlambatan data ekonomi yang sebagian besar mengejutkan pada penurunan dalam dua pekan terakhir," tutur Craig.
Sementara Dolar terpantau tetap perkasa dibandingkan sebagian besar mata uang lainnya, saat Bank Sentral Selandia Baru menunda keputusan menaikkan suku bunga di negera itu.
Dolar telah menembus level tertingginya sejak sembilan bulan lamanya terhadap Euro dan bertahan di puncaknya baru-baru ini meskipun ada kekhawatiran Covid-19.
Sedangkan harga minyak turun kembali di perdagangan bursa Asia setelah melemah selama empat sesi imbas menurunnya permintaan bahan bakar. Minyak mentah AS turun 0,14% menjadi %66,50 per barel.
(SANDY)