MARKET NEWS

Kimia Farma (KAEF) Klaim Fundamental Keuangan Kuat Meski Rugi Rp1,82 Triliun di 2023

Suparjo Ramalan 26/06/2024 07:00 WIB

Kimia Farma (KAEF) memastikan fundamental keuangannya masih cukup kuat, meski emiten farmasi pelat merah ini membukukan kerugian Rp1,82 triliun.

Kimia Farma (KAEF) Klaim Fundamental Keuangan Kuat Meski Rugi Rp1,82 Triliun di 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memastikan fundamental keuangannya masih cukup kuat, meski emiten farmasi pelat merah ini membukukan kerugian secara konsolidasi sepanjang 2023 sebesar Rp1,82 triliun. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari, mengatakan dari sisi penjualan di tahun lalu tumbuh 7,93 persen menjadi Rp9,96 triliun.

Selain itu, di tengah kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan, Kimia Farma juga mampu menurunkan kewajiban alias liabilitas senilai 5 persen dibandingkan tahun 2022.

Namun, Lina mengaku ada empat isu utama yang masih menjadi tantangan perusahaan saat ini. Isu yang dimaksud yaitu belum optimalnya komersialisasi.

Lalu, rasionalisasi pabrik, portofolio produk yang belum optimal, dan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data keuangan di anak usaha yaitu Kimia Farma Apotek (KFA). Adanya keempat isu ini membuat perseroan membukukan kas operasi negatif pada 2023. 

"Berbagai faktor tersebut telah menjadi tantangan atas kinerja KAEF tahun 2023. Kami telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, kemudian kami mengambil langkah-langkah strategis untuk membenahinya,” ujar Lina saat paparan Public Expose di Jakarta Timur, Selasa malam (25/6/2024).

“Harapannya, perseroan dapat membukukan kinerja yang lebih baik pada tahun 2024 dan ke depan," ujar dia. 

Lina memastikan KAEF memiliki strategi pembenahan bisnis yang mulai dan akan diterapkan. Seperti, rencana melakukan reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan. 

Kemudian, rencana transformasi untuk penguatan operasional dan peningkatan profitabilitas yang dilakukan bersama dengan Project Management Office (PMO) Restrukturisasi Keuangan dan Reorientasi Bisnis yang dibentuk Kementerian BUMN.

Penguatan ini nantinya menjadi landasan strategi portofolio bisnis KAEF di berbagai segmen di antaranya manufaktur. Perseroan berencana mengurangi fasilitas produksi atau pabrik dari 10 menjadi lima. 

Lalu, penataan portofolio produk dan penguatan marketing dan sales. Di segmen trading, dilakukan peningkatan service level pemenuhan pesanan hingga 85 persen, peningkatan portofolio bermargin tinggi dan alat kesehatan, serta perluasan channel.

Untuk retail melalui pengendalian persediaan dan kas serta penguatan portofolio produk. Pada segmen services, dilakukan peningkatan service quality di klinik dan laboratorium, hingga perluasan portofolio layanan.

Penguatan fundamental bisnis KAEF juga untuk sumber daya manusia SDM dan operasional excellence. Kimia Farma akan mengubah atau mengembangkan aspek kunci manajemen SDM untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

(FRI)

SHARE