Kimia Farma (KAEF) Rugi Rp842 Miliar di 2024 Akibat Beban Gaji Karyawan
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatat rugi bersih Rp842 miliar sepanjang 2024.
IDXChannel - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatat rugi bersih Rp842 miliar sepanjang 2024. Kerugian tersebut menyusut dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,26 triliun.
Dalam laporan keuangan yang diterbitkan Selasa (8/7/2025), emiten BUMN farmasi tersebut membukukan penjualan Rp9,94 triliun, relatif stabil dibandingkan 2023 yang sebesar Rp9,87 triliun.
Penjualan Kimia Farma ditopang oleh obat dan jasa pihak ketiga Rp6,89 triliun dengan segmen obat ethical Rp2,9 triliun, obat over the counter (OTC) Rp1,36 triliun, jasa klinik, lab klinik, dan lain-lain Rp1,48 triliun, serta obat generik Rp1,15 triliun.
Perseroan juga menjual produksi obat sendiri dengan rincian masing-masing obat generik Rp1,46 triliun, obat ethical, lisensi, dan narkotika Rp890 miliar, serta obat OTC dan kosmetik Rp382 miliar,
Beban penjualan KAEF juga tak terlalu banyak berubah dari Rp7,06 triliun menjadi Rp6,99 triliun. Dengan pendapatan yang sedikit meningkat dan beban yang sedikit turun, laba kotor perseroan naik 5 persen menjadi Rp2,95 triliun dengan margin 29,6 persen.
Namun, KAEF masih mencatat beban usaha yang cukup besar Rp3,79 triliun pada tahun lalu, meski angkanya sudah ditekan dibandingkan 2023 sebesar Rp4,49 triliun. Beban usaha ini terutama berasal dari anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.
Beban usaha yang besar itu datang terutama dari komponen gaji dan kesejahteraan karyawan dari pos penjualan Rp1,08 triliun dan pos umum dan administrasi Rp677 miliar, dan promosi Rp520 miliar. Ketiga pos ini memberikan porsi 60 persen dari total beban usaha.
Dengan beban usaha yang jumbo tersebut, membuat KAEF membukukan kerugian usaha Rp810 miliar. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan beban keuangan perseroan yang mencapai Rp425 miliar, sehingga mencatatkan rugi sebelum pajak Rp1,23 triliun.
Meskipun rugi secara akuntansi, arus kas operasional KAEF pada tahun lalu masih positif sebesar Rp153 miliar, berbanding terbalik dari 2023 yang minus Rp246 miliar.
Sebagai informasi, KAEF juga menerbitkan ulang laporan keuangan tahun 2023 untuk mengoreksi informasi material yang dinilai salah saji. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian yang terjadi pada entitas anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.
Salah satu dampak perubahan ini yakni rugi bersih KAEF yang sebelumnya tercatat Rp1,49 triliun membengkak menjadi Rp2,26 triliun.
(Rahmat Fiansyah)