MARKET NEWS

Kinerja Keuangan Diprediksi Kinclong, Saham BBTN Terus Menguat

Fahmi Abidin 11/01/2024 19:02 WIB

Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menguat 25 poin atau 1,87% pada perdagangan hari ini, Kamis (11/12).

Kinerja Keuangan Diprediksi Kinclong, Saham BBTN Terus Menguat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menguat 25 poin atau 1,87% pada perdagangan hari ini, Kamis (11/12). Meski sempat melemah ke level Rp1.325 pada sesi pembukaan, bank spesialis KPR ini mengakhiri sesi kedua di harga Rp1.360.

Penguatan harga ini melanjutkan tren positif selama sebulan terakhir, termasuk pada perdagangan pekan ini. Saham BBTN telah menguat 5,02% dalam sepekan dan melonjak 12,4% dalam sebulan. Volume transaksi harian juga melonjak di atas rata rata.  

Kenaikan harga saham BBTN sejalan dengan minat investor asing. Aksi beli bersih asing (net foreign buy) selama sepekan terakhir menembus Rp51,2 miliar. Jika ditarik ke tiga bulan belakang, beli bersih asing mencapai Rp74 miliar.  

Melonjaknya saham BBTN mencerminkan sentimen positif investor terhadap bisnis bank penyalur KPR terbesar di Indonesia ini. Kabar baik muncul hari ini dengan adanya pengumuman pembayaran klaim polis asuransi eks Jiwasraya oleh PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) senilai Rp 492 miliar kepada BTN atas polis-polis milik para nasabah BTN.

Selain itu, sejumlah analis menilai sentimen positif juga didukung oleh rencana aksi korporasi BBTN berupa akuisisi bank umum syariah pada tahun ini, serta fokus yang akan dilakukan bank pasca spin-off unit syariahnya.

Pada pekan lalu, Komisaris sekaligus pemegang saham Bank Muamalat, Andre Mirza Hartawan, mengonfirmasi bahwa BTN telah mengirimkan surat pernyataan resmi mengenai ketertarikan atau letter of intent (LOI) kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk membeli saham Bank Muamalat.

Perbaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BTN dari hasil penjualan aset juga menjadi katalis positif. BTN telah menyelesaikan fase pertama dari penjualan aset bermasalahnya senilai Rp 861 miliar kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA) pada 2023.

Andrey Wijaya, analis dari RHB, dalam market review terbaru-nya menyebutkan bahwa penjualan aset tersebut akan membantu penurunan NPL BTN dan mengurangi provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu memproyeksikan NPL BTN akan turun di bawah 3 persen pada 2024. Hingga September 2023, BTN mencatat NPL gross di level 3,53 persen dan NPL netto di level 1,58 persen.

Dengan adanya penurunan NPL, BTN memperkirakan biaya kredit (cost of credit) pada tahun ini dapat berada di kisaran 1,1 persen hingga 1,4 persen, lebih rendah jika dibandingkan per akhir September 2023, yaitu sekitar 1,2 persen hingga 1,4 persen.

Beban biaya kredit yang menurun dapat menjadi tambahan amunisi yang cukup bagi BTN untuk meraih target pertumbuhan kreditnya pada tahun 2024 di level 11 persen year-on-year. Selain konsisten menyalurkan KPR, BTN mulai gencar membidik kredit bermargin tinggi (high-yield loans).

Pada pekan lalu, sebanyak 19 analis dari 27 yang disurvey Bloomberg merekomendasikan BUY untuk saham BBTN, sedangkan enam analis menyarankan HOLD. Tidak terdapat analis yang memberikan rating SELL.

Rata-rata analis yang disurvey memasang target harga BBTN pada level 1.673 pada pekan lalu, lebih tinggi dari target harga pada pekan sebelumnya di angka 1.652. (*)

SHARE