Kinerja Medco (MEDC) Dibayangi Volatilitas Harga Minyak, Simak Target Harga Sahamnya
Target tersebut mencerminkan estimasi valuasi 3,8x dari EV/EBITDA untuk 2025.
IDXChannel - Volatilitas harga minyak akibat ketegangan geopolitik menjadi pekerjaan rumah bagi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Selama tiga bulan pertama, laba bersih perseroan turun 76,13 persen yoy menjadi USD17,62 Juta. Ini disebabkan adanya rugi bersih yang dicatat entitasnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Berkat kinerja itu, Ciptadana Sekuritas Asia merevisi proyeksi laba bersih tahunan, sekaligus memberikan rating saham MEDC menjadi 'HOLD', dengan target harga di Rp1.170 per saham.
“Kami menurunkan peringkat kami dengan tetap mempertahankan target di Rp1.170,” kata Analis Ciptadana Sekuritas Richard Jonathan Halim dalam Equity Research, Selasa (3/6/2025).
Target tersebut mencerminkan estimasi valuasi 3,8x dari EV/EBITDA untuk 2025. Sementara saham MEDC saat ini dinilai berada di bawah rata-rata EV/EBITDA lima tahunnya sebesar 4,4x.
Risiko utama terhadap prospek MEDC, kata dia, masih berasal dari volatilitas harga minyak global serta tensi geopolitik yang berdampak pada permintaan dan pasokan energi.
Sebagai konsekuensi dari rugi AMMN dan tekanan eksternal, Richard juga merevisi turun laba bersih MEDC tahun ini sebesar 29,9 persen menjadi USD221 juta.
Secara kinerja, Ciptadana menilai Medco masih mampu menjaga operasional inti dengan EBITDA yang naik 13,3 persen menjadi USD332 juta.
Namun, volume lifting minyak dan gas turun menjadi 143 MBOEPD, akibat permintaan musiman dan pemeliharaan fasilitas di Senoro.
Richard juga menyoroti perkembangan aksi korporasi MEDC seperti penerbitan obligasi USD400 juta, pembelian kembali obligasi sebesar USD519 juta, dan peluncuran program buyback saham dengan akumulasi 380 juta saham hingga Mei 2025.
Di sisi harga minyak, MEDC dinilai masih menghadapi tekanan lanjutan pada kuartal II-2025. Harga minyak pada kuartal I tercatat sebesar USD72,2 per barel, lebih rendah dari rata-rata Brent sebesar USD74,97 per barel.
Selain itu, produksi dari lapangan Terubuk dan Forel telah dimulai dan berpotensi menambah produksi 20.000 BOPD dan 60 MMSCFD. Penambahan produksi dapat berpengaruh terhadap harga.
Tekanan eksternal terhadap harga minyak juga dapat berlanjut seiring kebijakan OPEC+ untuk menambah produksi bertahap.
“Prospek harga minyak masih lemah, dengan ekspektasi adanya kejutan pada realisasi harga di 2Q25,” kata Richard.
Hingga Selasa (3/6/2025) pukul 10:38 WIB, saham MEDC naik 1,21 persen ke Rp1.255. Transaksi-net mencapai Rp20,54 miliar.
(Dhera Arizona)