Kinerja Perusahaan Mengecewakan, Wall Street Dibuka Merah
Indeks utama Wall Street dibuka tertekan pada Senin (6/2/2023) menyusul kinerja keuangan sejumlah perusahaan yang mengecewakan.
IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka tertekan pada Senin (6/2/2023) menyusul kinerja keuangan sejumlah perusahaan yang mengecewakan. Kondisi ini menunjukkan betapa ekonomi Amerika Serikat masih tertatih-tatih dalam menahan tren laju suku bunga.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,30% di 33.825,93, S&P 500 (SPX) koreksi 0,51% di 4.115,28, dan Nasdaq Composite (IXIC) melemah 0,71% menjadi 11.921,46.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Catalent Inc menguat 23,57% di USD69,26, Tesla tumbuh 3,28% di USD196,21, dan Church&Dwight naik 2,02% di USD84,58.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Newmont Goldcorp merosot 5,34% di USD47,19, Tyson Foods melemah 4,26% di USD61,30, dan ServiceNow Inc turun 3,37% di USD456,29.
Laporan keuangan sejumlah perusahaan yang buruk menjadi sentimen negatif bagi pasar, seperti yang terjadi di perusahaan Tyson Foods, yang mencetak penurunan penjualan. Alhasil, saham mereka jatuh 4,7% pada perdagangan pre-market.
Analis memproyeksikan pendapatan kuartalan perusahaan-perusahaan yang terindeks dalam S&P500 akan merosot rata-rata 2,7% secara tahunan. Namun, potensi itu dipandang masih mampu diimbangi kinerja positif sejumlah raksasa industri, mengingat 69,6% perusahaan di bawah SPX telah melaporkan hasil di atas ekspektasi.
Suku bunga The Fed masih menjadi isu klasik bagi pelaku pasar, lantaran tren bunga yang tinggi dapat berpotensi menekan ongkos modal perusahaan, sekaligus dapat mendorong investor mengalihkan aset berisiko mereka seperti saham ke instrumen lain.
"Pasar melihat ada peluang ekonomi yang lebih lambat ke depan. Kita semua berpikir kapan The Fed mungkin harus memangkas suku bunga," kata Analis B. Riley Financial, Arthur R Hogan, dilansir Reuters, Senin (6/2/2023).
Sepanjang pekan ini pasar akan menyambut sejumlah pidato pejabat The Fed, termasuk Gubernur Fed Jerome Powell. Setiap pernyataan otoritas tersebut dapat menjadi katalis penggerak pasar, terutama terkait retorika pengetatan kebijakan moneter mereka.
(DES)