MARKET NEWS

Kinerja Saham IPO 2024 Paling Jeblok, Ada yang Turun 70 Persen

Maulina Ulfa - Riset 13/05/2024 12:46 WIB

Sejumlah emiten mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024.

Kinerja Saham IPO 2024 Paling Jeblok, Ada yang Turun 70 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah emiten mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024. Tercatat, sudah ada 24 emiten yang melantai di BEI sejak Januari hingga awal Mei lalu.

Namun, tak semua kinerja emiten IPO ini mulus sejak di awal peluncurannya. Setidaknya, setengah emiten di antaranya mengalami penurunan kinerja saham yang signifikan.

Beberapa emiten dengan kinerja terboncos di antaranya PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) yang kinerjanya jeblok 76,9 persen hingga 8 Mei 2024.

MPIX baru melantai di BEI pada 7 Februari 2024 dan menawarkan saham IPO kepada investor di harga Rp 268 per saham.

Hingga perdagangan awal pekan sesi I, Senin (13/5), saham MPIX terkoreksi 1,61 persen di level Rp61 per saham. Artinya, saham MPIX sudah turun 77 persen semenjak tanggal IPO.

Sebelumnya, perdagangan saham dan waran emiten penyedia platform digital dan UMKM ini sempat dihentikan sementara pada Rabu (28/2/2024) oleh Bursa.

"Sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham & Waran Seri I PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX & MPIX-W) pada perdagangan tanggal 28 Februari 2024," tulis pengumuman tersebut.

Ada juga emiten brand makanan Ayam Nelongso, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) yang sahamnya sudah terjun 71,6 persen. Harga IPO BAIK saat itu dibanderol Rp278 per saham pada 15 Februari 2024. Per 8 Mei 2024, harga saham BAIK berada di level Rp79 per saham.

Saham emiten PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) juga anjlok -56,8 persen sejak melantai pada 8 Januari 2024. Harga IPO CGAS dibanderol Rp338 per saham. (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Kinerja saham IPO boncos selanjutnya adalah emiten perhotelan terbesar di Kota Kudus, PT Griptha Putra Persada Tbk. (GRPH). GRPH mencatatkan penurunan kinerja saham mencapai 51,5 persen sejak melantai pada 18 Januari 2024.

Harga IPO GRPH dibanderol Rp103 per saham. Kini, saham GRPH dibaderol di harga gocap alias Rp50 per saham.

Dari sisi kinerja, pendapatan usaha GRPH pada periode tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2023 mengalami peningkatan sebesar 26,44 persen menjadi Rp 14,72 miliar dari Rp 11,64 miliar pada periode yang sama 2022.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan kamar, restoran dan gedung yang masing-masing meningkat sebesar 15,46 persen, 33,78 persen, dan 55,74 persen seiring dengan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan meningkatnya kunjungan tamu.

Kondisi ini berbeda dengan kinerja IPO di sepanjang kuartal pertama 2023. Jumlah perusahaan yang melantai di BEI juga menurun sepanjang kuartal-I 2024 secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan kuartal-I 2023.

Tercantum dalam laporan EY Global IPO Trends Q1 2024, pada periode Januari hingga Maret 2024, Indonesia meluncurkan 20 IPO dengan total USD224,4 juta.

Data ini penurunan jumlah IPO sebesar 29 persen dan penurunan total pendapatan sebesar 73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

“Hasil ini sejalan dengan ekspektasi pasar, mengingat pemilihan presiden Indonesia yang berlangsung pada bulan Februari tahun ini dan aktivitas pasar modal cenderung melambat pada periode tersebut," ujar EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Reuben Tirtawidjaja, Jumat (26/4/2024).

Berdasarkan PwC Global IPO Watch Q1 2023, volume emiten baru di Q1 2023 secara global masih belum menunjukkan tren positif yang signifikan.

Namun hasil penerimaan IPO di Asia Pasifik selama Q1 2023 telah menyumbang 66% dari hasil IPO global, dimana Indonesia Stock Exchange (IDX) menunjukkan performa yang langka dengan muncul di dalam 10 besar IPO global kuartal ini. (ADF)

SHARE