Kinerja Trans Power (TPMA) Diprediksi Cerah di Semester II, Ini Faktor Pendukungnya
TPMA mencetak laba bersih Rp175 miliar pada semester I-2024, tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp136 miliar.
IDXChannel - PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) mencetak laba bersih Rp175 miliar pada semester I-2024, tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp136 miliar.
Kinerja emiten angkutan batu bara itu melambat di kuartal II-2024. Laba bersih TPMA secara quarter-to-quarter (qtq) turun 8 persen dari kuartal I yang mencapai Rp91 miliar.
Perlambatan laba tersebut dinilai bersifat sementara alias temporer. Kinerja perseroan diprediksi terus menguat pada kuartal-kuartal berikutnya, setidaknya hingga akhir tahun.
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan mengatakan, kinerja TMPA di semester I-2024 sedikit lebih rendah daripada perkiraan karena rendahnya volume angkut akibat cuaca buruk, terutama hujan deras. Hal ini sejalan dengan produksi batu bara nasional yang turun 7 persen secara qtq.
Andreas memandang positif aksi TPMA usai mengakuisisi PT Bahtera Samudra Tuah (BEST) senilai USD33 juta. Selain nilai akuisisi yang cukup murah, aksi korporasi ini diperkirakan mendongkrak kinerja TPMA dengan adanya tambahan kapal.
"Kami memperkirakan pertumbuhan laba yang lebih tinggi pada kuartal-kuartal berikutnya, didorong mulai normalnya volume angkut dan tambahan kapal," katanya lewat riset terbaru yang dikutip Rabu (31/7/2024).
Selain pertumbuhan laba, Andreas menilai dividen TPMA juga tergolong besar hingga dua digit. Dia pun memasang target harga TPMA Rp1.250 dengan potensi kenaikan (upside) sekitar 79 persen dari posisi harga saat ini Rp700 per saham.
Sementara itu, Analis Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menilai, kinerja TPMA pada semester I-2024 tertolong kenaikan margin laba kotor. Pendapatan TPMA, terutama di kuartal II turun 7 persen secara qtq.
"Ini disebabkan oleh volume angkut segmen transhipment barging yang lebih rendah akibat bencana alam yang dialami salah satu klien perseroan," kata Gani.
Oleh karena itu, dia yakin kinerja TPMA di semester II lebih baik karena tambang klien tersebut sudah pulih per Juli 2024. Dengan begitu, volume angkut batu bara perseroan akan kembali naik pada kuartal-kuartal berikutnya.
(Rahmat Fiansyah)