Kisruh Kebijakan Minyak Goreng, Saham Produsen CPO Berguguran dalam Sepekan
Kinerja mayoritas saham emiten CPO mengalami penurunan dalam sepekan terakhir.
IDXChannel - Pemerintah menerapkan kewajiban pasokan dalam negeri (DMO) serta kebijakan ketentuan harga dalam negeri (DPO) atas komoditi sawit dan turunannya sejak 27 Januari 2022 kemarin. Hal itu dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng di pasar.
Kebijakan tersebut membuat mayoritas saham emiten perkebunan sawit mngalami penurunan dalam sepakan terakhir.Menilik pasar modal dari periode 24 -28 Januari 2022, berikut kinerja beberapa saham emiten CPO:
1. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menurun 3,29% di Rp1.175
2. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) naik 0,92% di Rp110
3. PT Provident Agro Tbk (PALM) turun 9,03% di Rp655
4. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) turun 2,19% di Rp446
5. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) turun 2,86% di Rp68
6. PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) turun 1,54% di Rp960
7. PT Dharma Satya Nusantara (DSNG) menguat 0,97% di Rp520
8. PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) turun 5,80% di Rp65
9. PT Sinar Mas Agung Resources and Technology (SMART) Tbk (SMAR) turun 6,20% di Rp4.390
10. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) turun 6,09% di 540
11. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 2,52% di Rp9.675. (TIA)
Kepala Riset MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menuturkan bahwa menguatnya harga sektor komoditas seperti crude palm oil (CPO) sebesar 2,73% seharusnya membuat sentimen positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Para produsen minyak goreng cukup diuntungkan dengan adanya tren kenaikan harga CPO selaku bahan baku pembuatan produk tersebut. Harga CPO juga diprediksi akan berada di level yang tinggi seiring dengan siklus cuaca yang akan menghambat proses penanaman dan panen sawit di awal 2022. Sentimen ini akan memperpanjang kelangkaan CPO setidaknya selama 6 bulan pertama. (TIA)