MARKET NEWS

Koleksi 5 Persen Saham ABMM, Lo Kheng Hong: Semoga Bisa seperti UNTR

Aldo Fernando 04/04/2024 10:49 WIB

Investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong (LKH) akhirnya masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di PT ABM Investama Tbk (ABMM).

Koleksi 5 Persen Saham ABMM, Lo Kheng Hong: Semoga Bisa seperti UNTR. (Foto: Lo Kheng Hong di tambang batu bara ABM Investama Tbk)

IDXChannel – Investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong (LKH) akhirnya masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di PT ABM Investama Tbk (ABMM).

Lo Kheng Hong mengaku membeli saham emiten batu bara tersebut sedikit demi sedikit semenjak sekitar 3 tahun silam.

“Saya membeli [saham ABMM] dengan mencicil dari 2021,” jelas Lo Kheng Hong saat dihubungi IDXChannel.com, Kamis (4/4/2024).

Saat ditanya mengenai alasan dirinya terus mengakumulasi saham ABMM, LKH mengatakan, hal tersebut karena dia percaya bahwa batu bara masih sangat dibutuhkan di masa depan.

Bahkan, Pak Lo, demikian dia akrab disapa, berharap saham ABMM bisa mengikuti jejak PT United Tractors Tbk (UNTR).

“Harapan saya ke depan, semoga ABMM bisa menjadi seperti UNTR,” ujarnya.

Memori UNTR

Maklum, Lo Kheng Hong memiliki memori indah bersama UNTR, yang notabene merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII).

Singkat kisah, dikutip dari penjelasan di website lukassetiaatmaja.com (30 Mei 2019), LKH sempat membeli UNTR pada 1998 saat Bursa Efek Jakarta (sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia [BEI]) rontok (crash) waktu itu.

Pria yang sempat bekerja di sebuah bank tersebut mulanya membeli UNTR di harga Rp250 per saham dengan modal waktu itu Rp1,5 miliar.

Berkat kesabaran dan keyakinan tingginya, LKH berhasil meraup keuntungan hingga 5.900 persen atau Rp90 miliar di UNTR saat dirinya menjual saham tersebut di harga Rp15.000 per saham pada 2004.

UNTR, yang merupakan salah satu pemain utama di sektor pertambangan hingga energi, kini dibanderol di harga Rp25.250 per saham. Kapitalisasi pasar (market cap) UNTR mencapai Rp93,81 triliun, terbesar ke-16 di bursa.

Laba di Atas BREN

Kembali ke soal ABMM, Lo Kheng Hong pun menyoroti perolehan laba bersih perusahaan tersebut yang mencapai Rp4,5 triliun sepanjang 2023.

Angka tersebut, jauh di atas emiten geotermal milik taipan Prajogo Pangestu yang sempat menghebohkan pasar selama tahun lalu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang memiliki laba Rp1,65 triliun di 2023.

Padahal, market cap BREN sudah menjulang tinggi berkat kenaikan harga saham yang menyundul langit.

“Laba bersih ABMM sebesar Rp4,5 triliun, lebih besar dari laba bersih BREN sebesar Rp1,65 Triliun dengan kapitalisasi pasar Rp759 Triliun,” beber LKH.

Berbeda, demikian masih mengutip LKH, “kapitalisasi pasar ABMM hanya Rp11 Triliun.”

Apabila menilik data pasar, per 4 April 2024, saham ABMM diperdagangkan hanya 2,48 kali di atas laba perusahaan, menurut acuan umum soal valuasi yang disebut price-to earnings ratio (PER). Angka tersebut di bawah aturan rule of thumb 10-15 kali.

Sementara, ABMM diperdagangkan 0,93 kali di bawah nilai bukunya atawa lebih rendah dari  1 kali. Harga saham ABMM berada di level Rp3.970 per saham, sedangkan nilai buku (book value/BV) perusahaan Rp4.250 per saham.

Kedua metrik populer tersebut menunjukkan valuasi ABMM yang tergolong murah (undervalued).

Genggam 138 Juta Saham

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 2 April 2024, Lo Kheng Hong kini menggenggam 137.796.200 saham atau setara dengan 5,01 persen dari total saham beredar ABMM.

Persentase kepemilikan pria yang akrab disapa Pak Lo tersebut meningkat apabila dibandingkan, misalnya, pada 30 September 2023 yang mana dirinya masih menggenggam 124.803.700 saham (4,53 persen), menurut data di website ABMM.

Praktis, apabila mengacu pada data pemegang saham ABMM per 29 Februari 2024, kini LKH menduduki posisi ketiga pemegang saham terbesar perseroan, di bawah pengendali PT Tiara Marga Trakindo (53,55 persen) dan Valle Verde Pte Ltd (Singapore) (25,51 persen).

Mengenai kinerja keuangan, ABMM mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,07 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi USD289 juta atau setara dengan Rp4,5 triliun (asumsi kurs Rp15.700 per USD) sepanjang 2023.

Kenaikan laba bersih tersebut seiring dengan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar USD1,49 miliar (Rp23,4 triliun) selama 2023, naik 3,3 persen YoY dari tahun sebelumnya. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE