MARKET NEWS

Konflik Israel-Hamas Memanas, Harga Minyak hingga Emas Kembali Naik

Maulina Ulfa - Riset 09/10/2023 10:02 WIB

Harga minyak melonjak lebih dari USD4 per barel di awal perdagangan Asia pada Senin (9/10/2023).

Konflik Israel-Hamas Memanas, Harga Minyak hingga Emas Kembali Naik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak melonjak lebih dari USD4 per barel di awal perdagangan Asia pada Senin (9/10/2023). Memanasnya suhu politik di Timur Tengah menjadi sentimen utama harga minyak di awal pekan.

Terjadi bentrokan militer dramatis antara pasukan Israel dan Hamas selama akhir pekan dan memperdalam ketidakpastian politik di Timur Tengah.

Mengutip Reuters, minyak mentah Brent naik USD4,18, atau 4,94 persen, menjadi USD88,76 per barel pada pukul 8.20 WIB, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di USD87,02 per barel, naik USD4,23, atau naik 5,11 persen.

Lonjakan harga minyak membalikkan tren penurunan minggu lalu dan penurunan mingguan terbesar sejak Maret tahun ini. Brent turun sekitar 11 persen dan WTI turun lebih dari 8 persen di tengah kekhawatiran mengenai tingginya suku bunga dan dampaknya terhadap permintaan global.

Kelompok Islam Palestina Hamas pada Sabtu (7/10) melancarkan serangan militer terbesar terhadap Israel dalam beberapa dekade. Serangan ini menewaskan ratusan warga Israel dan memicu gelombang serangan udara balasan Israel di Gaza yang berlanjut hingga hari Minggu (8/9).

"Meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah akan mendukung harga minyak. Volatilitas yang lebih tinggi dapat diperkirakan terjadi" kata analis dari ANZ Bank dalam catatan kliennya.

Tak hanya minyak, emas melonjak 1 persen menjadi sekitar USD1.850 per ounce pada hari ini. Kenaikan emas juga memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya seiring berlanjutnya konflik Israel-Hamas hingga hari ketiga.

Pada Jumat (6/10), logam mulia ini naik 0,7 persen di tengah kemunduran dolar, bahkan ketika laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan menambah kekhawatiran suku bunga.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost dari memegang emas batangan. Memegang emas batangan dianggap tidak memberikan imbal hasil dan menjadikan emas kurang menarik bagi investor.

Dugaan Keterlibatan Iran

Investor juga mewaspadai konflik yang lebih luas di tengah tuduhan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.

Di samping itu, letusan kekerasan mengancam gagalnya upaya AS untuk menengahi pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Arab Saudi sebelumnya disebut akan menormalisasi hubungan dengan Israel dengan imbalan kesepakatan pertahanan antara Washington dan Riyadh.

Para pejabat Saudi dilaporkan telah mengatakan kepada Gedung Putih pada Jumat (6/10) bahwa mereka bersedia meningkatkan produksi tahun depan sebagai bagian dari usulan kesepakatan Israel.

Peningkatan produksi Saudi akan membantu mengurangi ketatnya pasokan setelah berbulan-bulan terjadi pengurangan pasokan dari produsen utama Arab Saudi dan Rusia.

Normalisasi hubungan Saudi-Israel kemungkinan akan membekukan langkah-langkah menuju perdamaian antara Arab Saudi dan Iran.

Namun, serangan tersebut mendapat kecaman dari negara-negara Barat meski secara terbuka dipuji oleh Iran dan Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon.

Perhatian pasar kini beralih pada kemungkinan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.

“Agar konflik ini memiliki dampak yang bertahan lama dan bermakna terhadap pasar minyak, harus ada pengurangan pasokan atau transportasi minyak secara berkelanjutan. Jika negara-negara Barat secara resmi menghubungkan intelijen Iran dengan serangan Hamas, maka pasokan dan ekspor minyak Iran akan menghadapi risiko penurunan,” kata Vivek Dhar, analis di Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan. (ADF)

SHARE