MARKET NEWS

Krakatau Steel (KRAS) Bukukan Rugi Rp2,03 Triliun, Ini Penyebabnya

Suparjo Ramalan 05/06/2024 04:00 WIB

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan rugi bersih USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023.

Krakatau Steel (KRAS) Bukukan Rugi Rp2,03 Triliun, Ini Penyebabnya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan rugi bersih USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023. 

Perkaranya, pendapatan emiten ini menurun menjadi USD1,45 miliar atau setara Rp22,45 triliun. Dari sisi biaya usaha, juga terjadi penurunan 6 persen dibanding tahun lalu menjadi Rp1,94 triliun di tahun 2023. 

“Hingga saat ini kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas perseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai USD102,7 juta atau setara Rp1,58 triliun atau naik 30 persen dibandingkan tahun 2022,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo melalui keterangan pers, Selasa (4/6/2024). 

Selain itu, ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai Rp0,64 triliun. Purwono menyampaikan perusahaan bisa menurunkan total liabilitas sebesar 10 persen dari USD2,61 miliar menjadi USD2,35 miliar di 2023.

Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok utang Tranche A dan Tranche B sebesar USD283,78 juta yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.

Dengan masih tingginya beban keuangan senilai Rp2 triliun dan rugi selisih kurs USD9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar, sehingga KRAS membukukan rugi bersih tahun berjalan Rp2,03 triliun. Serta laba bruto senilai Rp1,74 triliun.

Menurutnya, kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.

Aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja. Alasannya, di 2023 ini sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Group.

“Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024,” paparnya.

Purwono menyatakan, prioritas Krakatau Steel saat ini adalah tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM#1 sesuai dengan jadwal yang ditargetkan untuk beroperasi kembali di akhir 2024.

Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham.

(DES)

SHARE