MARKET NEWS

Kredit Landai, Laba Emiten Bank Ini Melambung 265 Persen di Kuartal I-2025

Fiki Ariyanti 30/04/2025 19:21 WIB

Laba emiten perbankan ini melonjak 265 persen di kuartal I-2025 meski penyaluran kredit melandai.

Kredit Landai, Laba Emiten Bank Ini Melambung 265 Persen di Kuartal I-2025 (foto inews media group)

IDXChannel - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menghimpun laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) sebesar Rp376 miliar pada kuartal I-2025. Realisasi ini melonjak 265,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara laba sebelum pajak melejit 290,9 persen pada Januari-Maret ini menjadi Rp506 miliar. Laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) naik sebesar 19,4 persen menjadi Rp727 miliar.

Pencapaian laba sebelum pajak (PBT) pada kuartal I-2025 tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dari penempatan pada portofolio surat berharga, saldo rata-rata pembiayaan yang lebih baik, serta pendapatan fee-based yang meningkat pada periode tersebut. 

Selain itu, pencadangan (CKPN) juga menurun hingga 72,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya ketika BNII secara proaktif melakukan manajemen risiko kredit. 

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) naik 1,4 persen di tengah meningkatnya biaya bunga. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) terkoreksi secara YoY sebesar 20 basis poin (bps) menjadi sebesar 4,3 persen. 

Namun demikian, NIM pada Maret 2025 relatif stabil dibandingkan NIM pada Desember 2024 yang turun tipis sebesar 4 bps. 

Pendapatan non-bunga (fee-based income) meningkat sebesar 54,3 persen menjadi Rp571 miliar, ditopang oleh pendapatan biaya (fee) dari Global Market (GM) yang naik 309,5 persen menjadi Rp107 miliar. 

Pendapatan biaya (fee) dari layanan selain GM juga naik 10,2 persen menjadi Rp464 miliar, utamanya dari solusi wealth management dan asset recovery.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan, Maybank Indonesia telah memulai 2025 dengan membukukan profitabilitas secara year-on-year yang solid didorong oleh pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan pada segmen yang strategis. 

Selain itu, pencadangan pada kuartal I-2025 dibukukan lebih rendah dibandingkan dengan pencadangan yang dllakukan pada periode yang sama tahun lalu.

“Fokus berkelanjutan kami dalam memperkuat kapabilitas BNII telah menghasilkan pertumbuhan bisnis yang konsiste,  khususnya portofolio pembiayaan ritel, usaha kecil dan menengah, serta pembiayaan korporasi lokal berskala besar," tutur Steffano dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

"Dalam upaya untuk meningkatkan ketangguhan dan kemampuan kami dalam menggapai peluang pertumbuhan lebih lanjut, secara proaktif kami akan terus meninjau, serta melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan agar selaras dengan strategi super growth yang telah ditetapkan dan terus menjaga kualitas aset pada yang sehat," kata dia. 

Dari sisi lain, pembiayaan ritel dan non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 10,4 persen menjadi Rp83,78 triliun. Kredit CFS non-ritel naik 16,7 persen menjadi Rp37,24 triliun.

Hal ini didukung pertumbuhan pembiayaan pada segmen komersial (Business Banking) sebesar 25,4 persen, dan segmen usaha kecil dan menengah (Small Medium Enterprise/SME+), serta segmen Retail SME (RSME) yang masing-masing tumbuh 14,2 persen dan 10,5 persen.

Sementara, pembiayaan CFS ritel mencatat pertumbuhan di seluruh segmen ritel sebesar 5,9 persen menjadi Rp46,54 triliun. Pembiayaan otomotif anak perusahaan meningkat 6,1 persen di tengah pasar otomotif yang melambat.

Sedangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit ritel konsumer (kartu kredit dan KTA) masing-masing tumbuh 5,2 persen dan 7,9 persen.

Sejalan dengan strategi pertumbuhan yang diterapkan perseroan, pembiayaan Global Banking untuk segmen Large Local Corporates (LLC) terus mencatat pertumbuhan yang solid sebesar 31,4 persen. Pembiayaan Global Banking mencatat penurunan sebesar 17,2 persen seiring dengan dilakukannya portfolio rebalancing.

Total kredit yang disalurkan mencapai Rp122 triliun, relatif sama dibandingkan pada Maret 2024. Total aset BNII meningkat 6,8 persen menjadi Rp189,81 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 4,9 persen menjadi Rp111,50 triliun sehubungan dengan pengelolaan biaya dana yang ditempuh Bank. Giro tumbuh 6,3 persen, sedangkan Tabungan turun 5,2 persen. 

Meski demikian, CASA tercatat naik 1,6 persen. Rasio CASA juga meningkat menjadi 53,0 persen pada Maret 2025 dari 49,7 persen pada Maret 2024. 

Rasio Non-performing loans/NPL membaik dari 2,7 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Maret 2024 menjadi 2,4 persen (gross) dan 1,5 persen (net) pada Maret 2025. 

Saldo NPL menurun sebesar 12,6 persen dan rasio Loan at Risk/LAR (Bank saja) berada pada level 8,2 persen per Maret 2025 dari 8,3 persen pada Maret 2024.

Sedangkan Rasio Loan to Deposit/LDR (Bank saja) tercatat sebesar 92 persen, dan Liquidity Coverage Ratio/LCR (Bank saja) berada di tingkat yang sehat sebesar 168,1 persen, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100 persen. 

Sementara Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tetap kuat di level 25,7 persen, dan CET1 di 24,5 persen.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan, Maybank Indonesia telah kembali meningkatkan profitabilitasnya, dan di saat yang sama menunjukkan ketahanan serta fundamental yang solid di tengah tantangan ekonomi global yang di sepanjang awal 2025. 

"Kinerja positif Maybank Indonesia pada kuartal I tahun ini tidak terlepas dari penerapan strategi M25+ yang turut mendorong pertumbuhan kuat di seluruh lini bisnis Bank,” katanya.

(Fiki Ariyanti)

SHARE